Jaringan internet yang mumpuni dari BAKTI Kominfo memberikan harapan baru bagi masyarakat Kota Sabang untuk memperbaiki kualitas dan kesejahteraan hidup (Foto:MI/Rosa Panggabean)
Jaringan internet yang mumpuni dari BAKTI Kominfo memberikan harapan baru bagi masyarakat Kota Sabang untuk memperbaiki kualitas dan kesejahteraan hidup (Foto:MI/Rosa Panggabean)

Produktivitas Petani Sabang Terbantu Kemajuan Teknologi Informasi

Rosa Anggreati • 12 November 2020 11:20
Sabang: Kehadiran teknologi informasi bermanfaat dalam segala bidang. Termasuk sektor pertanian. Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian. 
 
Petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan kehadiran teknologi. Mereka dapat mengetahui prakiraan cuaca, memetakan musim tanam dan panen, termasuk untuk memasarkan hasil pertanian.
 
Manfaat teknologi ini telah dirasakan oleh petani di Sabang, kota paling barat Indonesia. Kota Sabang memiliki tiga komoditas unggulan pada sektor perkebunan, yaitu kelapa, pinang, dan cengkeh. 

"Saat ini, kami lebih menggiatkan petani kakao karena industri di hulu sudah siap," ucap Nila, petugas Dinas Pertanian Kota Sabang pada program acara BAKTI Kominfo, di Metro TV.
 
Perkebunan kakao di Sabang telah dimulai sejak 1986. Namun, budidayanya terhambat karena minimnya pengetahuan petani dan perawatan tanaman. Komoditas kakao saat ini hanya 20 persen.
 
Tak hanya dua faktor tersebut, dijelaskan oleh Kepala Klimatologi Aceh Besar Wahyudin, dalam meningkatkan hasil perkebunan terdapat tiga faktor yang berpengaruh, yakni lahan, bibit, iklim. 
 
"Lahan dan bibit seiring kemajuan teknologi bisa dimodifikasi, tapi iklim tidak bisa dimodifikasi. Petani harus menyesuaikan dengan iklim. Dengan penyesuaian ini diharapkan petani dapat mengikuti kapan musim tanam, kapan musim panen," ujar Wahyudin.
 
Produktivitas Petani Sabang Terbantu Kemajuan Teknologi Informasi
(Foto:MI/Rosa Panggabean)
 
Untuk mendukung petani dalam mengetahui informasi cuaca dan iklim, dilakukan pengambilan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Data tersebut kemudian diubah dari bahasa teknis menjadi bahasa praktis agar mudah dipahami petani dengan bantuan penyuluh.
 
"Stasiun Meteorologi Sabang mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan prakiraan cuaca melalui WhatsApp grup dan Telegram. Dengan internet, informasi cuaca dan perawatan kakao dapat sampai dengan mudah ke petani," kata Wahyudin.
 
Pemanfaatan internet untuk bidang pertanian juga diterapkan melalui Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (Simluh). Melalui Simluh, data petani binaan dapat dikumpulkan dan dikirim melalui sistem yang tersambung dengan Kementerian Pertanian.
 
Produktivitas Petani Sabang Terbantu Kemajuan Teknologi Informasi
(Foto:MI/Rosa Panggabean)
 
"Inovasi Simluh yang dibantu jaringan internet sangat membantu Dinas Pertanian dalam menyimpan data petani dan memantau hasil perkebunan," ucap penyuluh Sekolah Lapang Iklim (SLI) BMKG Muzakir.
 
SLI yang dibantu internet menjadi media penyuluhan kepada petani untuk memahami informasi iklim yang bermanfaat dalam pertanian. SLI dilakukan secara tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan, maupun daring. 
 
"Dengan adanya SLI hasil pertanian diharapkan meningkat, khususnya produksi kakao. Minimal petani sudah mengetahui kapan musim hujan dan kemarau untuk perencanaan tanam. Untuk keperluan harian petani bisa memantau prakiraan cuaca dari BMKG," ucap Muzakir. 
 
Kombinasi internet dan inovasi melahirkan kreativitas yang berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian di Kota Sabang.
 
Produktivitas Petani Sabang Terbantu Kemajuan Teknologi Informasi
(Foto:MI/Rosa Panggabean)
 
Sejumlah pemuda di Kota Sabang berinovasi mengolah kakao menjadi cokelat oleh-oleh khas Kota Sabang. Produk cokelat oleh-oleh Kota Sabang itu diberi nama Cokinol, singkatan dari Cokelat di Kilometer Nol.
 
Pabrik Cokinol saat ini menjadi satu-satunya pabrik pengolahan cokelat di Kota Sabang. Kehadiran Cokinol diharapkan dapat menjadi penampung hasil kakao dari petani di Kota Sabang. 
 
Meski berlokasi di pulau terdepan yang jauh dari ibu kota negara, nyatanya Cokinol telah dikenal luas. Dalam promosi dan pemasaran, Cokinol memanfaatkan media sosial berupa Instagram dan Facebook.
 
Dengan demikian dapat disimpulkan kehadiran jaringan internet di Kota Sabang mampu menunjang program pertanian dan kreativitas anak muda. 
 
Produktivitas Petani Sabang Terbantu Kemajuan Teknologi Informasi
(Foto:MI/Rosa Panggabean)
 
Jaringan internet yang mumpuni dari Badan Aksesibilitas dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) memberikan harapan baru bagi masyarakat Kota Sabang untuk memperbaiki kualitas dan kesejahteraan hidup.
 
"Dahulu di Aceh banyak petani menanam cengkeh. Sekarang, beralih ke tanaman pinang, kelapa, dan kakao. Dengan dukungan jaringan internet dan media sosial, kami berharap masyarakat bisa bangkit kembali meski di tengah pandemi covid-19," kata Kepala Dinas Kominfo Kota Sabang Ridwan.
 
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses telekomunikasi, BAKTI Kominfo memperkuat infrastruktur telekomunikasi melalui proyek Palapa Ring yang membangun jaringan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 12.229 kilometer. Pembangunan jaringan serat optik nasional tersebut menjangkau 54 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
 
BAKTI Kominfo terus berkomitmen menyediakan akses komunikasi ke wilayah pelosok, termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan perbatasan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan