Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, penyusunan peta okupansi melibatkan berbagai pihak termasuk industri manufaktur, asosiasi, penyedia jasa logistik, akademisi, lembaga pelatihan, serta lembaga sertifikasi.
"Peta okupansi ini kita harapkan akan menjadi salah satu instrumen yang sangat penting di dalam pengembangan SDM kita terutama di bidang logistik," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Ia menjelaskan, data okupansi ini berisi informasi jabatan pekerjaan yang ada di sektor logistik. Ini akan menjadi sumber informasi untuk mendukung proses link and match antara kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi dengan skill yang dibutuhkan oleh dunia industri.
"Okupansi ini selanjutnya diharapkan juga akan menjadi referensi nasional pertama bagi kementerian/lembaga teknis dalam melakukan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang logistik bagi teman-teman di dunia usaha di dalam rangka pengembangan karier profesional SDM logistik dan supply chain dan proses perencanaan serta rekrutmen SDM yang berbasis kompetensi," ungkapnya.
Sementara bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, peta okupansi ini bermanfaat dalam pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Tujuannya agar output yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan industri, termasuk untuk rujukan menyusun materi uji kompetensi.
Dalam penyusunan peta okupasi ini, ia menambahkan, tim penyusun sepakat untuk fokus pada tiga kegiatan utama di bidang logistik dan supply chain yaitu proses pengadaan, proses penyimpanan, dan proses pengiriman. Untuk tahap pertama disusun sebanyak 38 okupansi
Meski begitu, Susiwijono mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan okupansi lainnya yang saat ini masih belum teridentifikasi. Pasalnya ia menyebut, okupansi di berbagai perusahaan ini bersifat sangat dinamis sehingga perlu kolaborasi bersama.
"Kami mendorong para pihak yang berkepentingan seluruh pemangku kepentingan untuk terus mengembangkan. Pada akhirnya kita akan dapat mematahkan pada okupansi pada setiap simpul di dalam proses logistics supply chain dari hulu ke hilir secara komprehensif," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News