"Selama libur panjang dan cuti bersama okupansi hunian hotel tembus hingga 80 persen lebih," kata Kiki sapaan akrabnya, dilansir dari Antara, Selasa, 3 November 2020.
Menurutnya okupansi kamar hotel di Kota Cirebon meningkat sejak Rabu hingga Minggu pekan lalu, yang mana tertinggi terjadi pada 30-31 Oktober.
Pada tanggal tersebut, kata Kiki, okupansi hunian hotel di Kota Cirebon mencapai 84 persen dari 2.500 kamar hotel yang ada.
"Dari 20 hotel yang tergabung di PHRI terdapat 2.500 kamar dan dari jumlah tersebut ada sekitar 2.100 kamar yang terisi pada 30-31 Oktober," ujarnya.
Dia melanjutkan saat awal libur panjang tepatnya pada 28-29 Oktober tingkat okupansi di 20 hotel itu mencapai 68 persen atau 1.700 kamar yang terhuni.
Sementara pada 29-30 Oktober, kata Kiki, okupansi kamar hotel di Kota Cirebon mencapai 80 persen dari total ketersediaan kamar.
Menurut dia, rata-rata wisatawan menginap selama dua hari karena mereka berkunjung ke Kota Cirebon hanya ingin berwisata kuliner saja.
"Rata-rata hanya dua hari saja, karena mereka di sini ingin wisata kuliner. Meskipun ada juga yang sampai tiga hari, tapi sangat jarang," tuturnya.
Dia mengatakan dengan adanya peningkatan okupansi di masa pandemi ini menunjukkan adanya tren positif dan menjadi rezeki bagi para pengusaha hotel.
Sebab selama masa pandemi covid-19 sektor perhotelan sangat terdampak. Apalagi, kata dia, ketika masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.
Namun pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ada sedikit harapan, karena okupansi hotel juga mulai terus meningkat.
"Selama pandemi ini tingkat hunian hanya sekitar 30 sampai 50 persen. Momentum libur panjang ini merupakan rezeki bagi kami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News