Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Legislator Apresiasi Keberhasilan Restrukturisasi Krakatau Steel

Antara • 15 Februari 2021 12:49
Jakarta: Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mengapresiasi PT Krakatau Steel yang telah berhasil melakukan restrukturisasi perusahaan.
 
"Di sini Krakatau Steel melakukan diferensiasi di berbagai sektor, ada di semen, baja, energi dalam hal ini gas. Sehingga ini menjadi satu perputaran yang tidak sia-sia, ketika Krakatau energi mensuplai untuk pembuatan baja dia bisa mensuplai jauh lebih murah," ujar Andi, dilansir dari Antara, Senin, 15 Februari 2021.
 
Adapun PT Krakatau Steel (persero) Tbk menyelesaikan restrukturisasi utang senilai USD2 miliar atau sekitar Rp30 triliun. Restrukturisasi utang ini adalah restrukturisasi salah satu utang terbesar yang pernah ada di Indonesia. Kesepakatan restrukturisasi ini telah selesai ditandatangani seluruh kreditur pada 12 Januari 2020.

Kinerja perusahaan pun terbilang membaik, sehingga masih memiliki strategi untuk memperpanjang utangnya. Hal ini terbukti dengan keuntungan yang berhasil diperoleh PT Krakatau Steel pada kuartal pertama 2020.
 
Secara umum pasokan gas untuk perusahaan baja nasional ini diberikan oleh PGN dan Pertamina PHE berjalan lancar. Apalagi dengan harga gas yang diturunkan pemerintah menjadi seharga USD6 per MMBTU.
 
Untuk 2020, penyaluran rata-rata gas dari PGN ke Krakatau Steel Grup sebanyak 17.4 BBTUD atau sekitar 82 persen dari kontrak minimal.
 
Dengan komplemen dari Pertamina PHE, kebutuhan gas untuk PT Krakatau Steel ini relatif cukup terpenuhi. Ke depan saat produksi gas dari Pertamina HE habis, maka komitmen pasokan gas akan dipenuhi dari PGN.
 
Dia juga menambahkan agar pemerintah meningkatkan dukungan terhadap industri baja domestik, termasuk Krakatau Steel.
 
“Kita harus memberikan keberpihakan terhadap industri dalam negeri termasuk Krakatau Steel yang menghasilkan baja yang banyak digunakan oleh industri-industri dalam negeri seperti industri manufaktur pesawat, kabel-kabel dan lainnya. Tetapi sayangnya kita masih impor, seharusnya kita tidak usah impor lagi. Pelan-pelan kita kurangi, mungkin tidak langsung mendadak kebijakannya, tapi kita impornya dikurangi," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan