Kelapa Sawit. Foto : AFP.
Kelapa Sawit. Foto : AFP.

Hilirisasi Kelapa Sawit Kunci Industri Berbasis Agro

Antara • 06 Juli 2022 13:08
Jakarta: Staf Ahli Menteri Perindustrian Andi Rizaldi menyampaikan hilirisasi kelapa sawit menjadi kunci penting pada kebijakan hilirisasi industri berbasis agro.
 
“Hilirisasi kelapa sawit menjadi penting karena minyak sawit diolah menjadi margarin menghasilkan nilai tambah dua kali lipat,” katanya dikutip dari Antara, Rabu, 6 Juli 2022.
 
baca juga: Gubernur Riau Minta Jokowi Dorong Kenaikan Harga TBS Sawit

Pengolahan minyak sawit menjadi minyak goreng, lanjutnya, menghasilkan nilai tambah hingga 1,3 kali lipat dan jika dikonversi menjadi kosmetik, maka nilai minyak sawit bertambah menjadi empat kali lipat.
 
Begitu juga dengan hilirisasi pada industri berbasis bahan tambang mineral. Andi menyampaikan bahwa saat ini, sudah tumbuh industri smelter berbasis nikel dan berbasis logam lain seperti besi, tembaga, dan aluminium.

"Industri petrokimia, hilirisasi memegang peranan strategis karena menghasilkan bahan baku primer untuk menopang industri manufaktur hilir seperti tekstil, otomotif, mesin, elektronika dan konstruksi,” ucapnya.
 
Lebih lanjut Andi menuturkan hilirisasi industri merupakan salah satu kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk mencapai target pembangunan industri dan meningkatkan daya saing industri. Hilirisasi akan menghasilkan nilai tambah, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberikan peluang usaha.
 
Adapun sektor industri merupakan kontributor terbesar dalam nilai ekspor nasional dengan kontribusi lebih dari 72,83 persen dengan total USD114,97 miliar. Ekspor industri pada periode Januari-Mei 2022 mencapai USD83 miliar dan surplus sekitar USD11,48 miliar.
 
Investasi di sektor juga mencatatkan kinerja baik pada triwulan I-2022 dengan peningkatan 17 persen dari Rp88,3 triliun menjadi Rp103,5 triliun.
 
Lima besar investasi sektor industri triwulan I-2022 disumbang oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebanyak Rp39,67 triliun.
 
Lalu industri makanan Rp19,56 triliun, industri kimia dan farmasi menyumbang Rp16,91 triliun, industri kendaraan bermotor dan peralatan transportasi lainnya senilai Rp8,16 triliun, serta industri kertas dan printing yang berkontribusi Rp3,83 triliun.
 
Selain itu kinerja Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga selama Januari-Juni 2022 berada pada level ekspansif di atas 50.
 
“Namun demikian kita masih tersisa enam bulan lagi, semoga kita bisa tetap menjaga PMI di atas 50,” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan