Arief Yahya. FOTO: MI/ARYA MANGGALA
Arief Yahya. FOTO: MI/ARYA MANGGALA

Transformasi BUMN Butuh Transformational Leadership

Angga Bratadharma • 27 Mei 2022 16:45
Bandung: Ketua Majelis Wali Amanat Unpad, yang juga Menteri Pariwisata 2014–2019, Arief Yahya mengatakan transformasi BUMN membutuhkan transformational leadership. Agar bisa menjalankan peran tersebut maka dibutuhkan pemahaman mengenai tantangan terbaru yang dihadapi dan berbagai inovasi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan.
 
Pernyataan itu merupakan respons Arief yang juga pernah menjabat Dirut Telkom Indonesia 2014–2014 atas materi presentasi Hermawan Kartajaya. "Lima perusahaan dengan market cap terbesar di dunia, berasal dari digital company," kata Arief, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 27 Mei 2022.
 
Misal di Indonesia, lanjutnya, perusahaan transportasi dengan valuasi terbesar bukan badan usaha penerbangan pelat merah melainkan Gojek dengan valuasi Rp300 triliun sebagai perusahaan ride hailing yang tidak punya moda transportasi, namun digital company. Saat ini digital company juga berlomba-lomba untuk menjadi super-app.

"Mudah ditebak, Bukalapak dan Grab akan bergabung, poinnya adalah platform value," kata Arief Yahya.
 
Menurutnya tantangan yang dihadapi memang sangat banyak. Karena itu dibutuhkan pemetaan tantangan, seperti pemetaan digital vortex. Ini adalah pemetaan yang membandingkan misal dampak digitalisasi ke berbagai industri.
 
Sementara untuk inovasinya terkait customer value yang diberikan untuk bisa survive dan menang menghadapi tantangan digitalisasi. Misalnya dengan memilih salah satu pilihan, customer value, experience value, dan platform value. Agar bisa mengambil pilihan yang tepat, tambahnya, dibutuhkan sebuah leadership capability.
 
Leadership capability itu dari yang klasik dan contextual atau agile, dan harus mencakup kemampuan menggunakan head atau pemikiran seperti intellectuality, professional values, thinking dan heart atau empati seperti emotionality, personal values, dan feelings.
 
Bagaimana leaders itu menerapkan kemampuan tersebut? Menurut Arief Yahya, leaders itu berfokus ke orang atau SDM, sementara managers berfokus ke bisnis. Kenapa mesti berpikir orang atau SDM? Karena itu yang akan digunakan mengarahkan para manajer agar bisnisnya bisa menjadi pemenang di kategorinya. Itu yang kemudian digunakan oleh agile leaders.
 
Arief Yahya yang pernah memimpin Telkom juga memberikan contoh bagaimana sebagai CEO dia mengambil strategi berbasis pilihan. Contohnya adalah Indihome, produk yang lahir semasa Arief Yahya menjadi CEO Telkom. Kini Indihome, sejak pandemi covid-19, kian kuat menjadi andalan lain Telkom Indonesia di bisnis digital telecommunication.
 
"Tidak ada pilihan lain kecuali perusahaan saat ini melakukan transformasi digital, otherwise tidak bisa memenangkan persaingan," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan