baca juga:
|
"Angka ini menunjukkan Prakerja telah menjadi contoh nyata dampak positif program pemerintah terhadap perekonomian digital," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin, dilansir Antara, Jumat, 2 Februari 2024.
Dalam penandatanganan kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Prakerja tersebut, Rudy mengatakan Prakerja melihat pentingnya memanfaatkan potensi digital yang dimiliki Indonesia. Khususnya di sektor layanan keuangan yang telah mencapai tingkat kematangan digital yang tinggi. Oleh karena itu, inklusi keuangan menjadi sangat penting.
Kolaborasi lintas sektor tersebut menjadi langkah nyata dalam mengukuhkan komitmen Prakerja untuk ikut serta mendukung pertumbuhan inklusi finansial.
"Kami menyambut baik kerja sama yang dibangun antara OJK dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja dalam mendorong inklusi keuangan dan literasi keuangan ini. Apalagi Prakerja adalah program peningkatan keterampilan berskala besar," kata Rudy.
Penggunaan e-wallet
Survei Evaluasi Prakerja 2020-2023 menunjukkan hasil yang signifikan dalam penggunaan e-wallet, yakni dari lima juta penerima yang terinklusi, sebanyak 4,6 juta penerima pertama kali memiliki e-wallet dan 500 ribu penerima lainnya memiliki rekening bank untuk pertama kalinya.Selain itu, riset yang dilakukan oleh Bank Dunia dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada 2022 menunjukkan hampir 90 persen penerima manfaat menganggap Kartu Prakerja telah menyediakan cukup pilihan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP). Ditambah sebesar 96,4 persen penerima merasa puas terhadap mekanisme pembayaran insentif yang cepat.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pencapaian itu penting terutama dalam mendorong inklusi keuangan dari peserta di pulau-pulau terluar Indonesia.
"Prakerja mendorong inklusi keuangan, sudah ada 11.169.587 yang ter-KYC. Keberhasilan ini karena Prakerja memaksa ekosistem kami digital. Ditambah lagi dengan contact center yang handal, sehingga mereka yang belum paham bisa menjelaskan kepada peserta,” ujar dia.
Pencapaian tersebut selaras dengan target angka literasi dan inklusi keuangan yang ditetapkan OJK sebesar 65 persen dan 93 persen pada 2027.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, penandatanganan kerja sama kedua belah pihak menandai kemitraan strategis untuk meningkatkan inklusi keuangan.
"Kami mengucapkan terima kasih bisa berada di hari ini untuk kerja sama OJK dengan Prakerja. Kerjasama ini merupakan manifestasi dari komitmen kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi keuangan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News