Direktur Pemasaran PTPN III (Persero) Dwi Sutoro. Foto: dok PalmCo.
Direktur Pemasaran PTPN III (Persero) Dwi Sutoro. Foto: dok PalmCo.

PTPN IV PalmCo Cetak Tanam Ulang Tercepat Nasional

Ade Hapsari Lestarini • 20 Juni 2024 19:46
Langkat: Subholding Perkebunan PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV menanam ulang kebun sawit petani KUD Tani Makmur di Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang, Langkat Provinsi Sumatra Utara.
 
Areal seluas 107 hektare (ha) yang diremajakan tersebut memecahkan rekor nasional dalam hal proses tumbang dan tanam tercepat pascarekomendasi teknis (rekomtek) serta pencairan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
 
"Kita melaksanakan tanam ulang kebun sawit rakyat milik bapak ibu petani Tani Makmur. Ini sepertinya juga menjadi rekor pengerjaan tanam ulang tercepat setelah rekomtek Kementerian Pertanian diterbitkan," ujar Direktur Utama PalmCo Jatmiko Santosa, dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.

Terhitung kurang dari satu pekan pascarekomendasi terbit, perseroan mampu mendorong percepatan penandatanganan perjanjian tiga pihak antara Koperasi, BPDPKS, dan Lembaga Pembiayaan.
 
"Tidak hanya cepat, tapi kita juga ingin keberhasilan pola kemitraan antara PTPN dengan petani plasma yang sudah terbukti berhasil di Riau, dapat juga diperluas melalui pola off taker kepada para petani nonplasma, seperti di Besitang Langkat ini," kata dia.
 
PTPN memang telah memulai pola kemitraan yang kemudian menjadi best role model di Indonesia. Sejak 2019, melalui Regional III (PTPN V saat itu) di Riau, perusahaan perkebunan negara ini meluncurkan empat program, salah satunya program kemitraan single management, yang mulai dari peremajaan hingga tanaman sawit itu memasuki usia panennya, seluruh pengelolaan kebun sawit rakyat tersebut dikelola langsung oleh PTPN.
 
Tidak hanya itu, para petani yang bermitra juga mendapatkan fasilitas pemetaan geospatial sampai juga diikutkan dalam sertifikasi keberlanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil dan Roundtable Sustainable Palm Oil.
 
"Pada petani mitra binaan kita di Riau yang menggunakan pola single management, untuk Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun Pertamanya itu sudah mampu di atas standar nasional, mencapai 18 ton TBS per ha per tahun," sebut Jatmiko seraya membeberkan dengan capaian produksi tersebut petani mitra mampu memperoleh pendapatan tinggi setiap bulannya berkisar Rp5 juta sampai Rp7 jutaan.
 
Bahkan, koperasinya bisa memiliki saldo hingga belasan miliar dan mampu melakukan pelunasan dipercepat atas pembiayaan pembangunan kebun. Dengan pencapaian tadi, maka Jatmiko berkeinginan keberhasilan petani plasma binaan PTPN juga dapat ditularkan kepada petani sawit nonplasma.
 
Melalui pola off taker yang ditawarkan, perusahaan tidak hanya menjadi penampung produksi kebun sawit rakyat, namun lebih jauh lagi, turut memberikan pendampingan dalam kultur teknis dan pembinaan berkelanjutan sebagaimana yang diterima oleh petani plasma yang bermitra dengan PTPN.
 
"Harapannya tidak hanya dengan pola single management. Ke depan dengan peningkatan dana hibah PSR dari BPDPKS yang mencapai Rp60 juta, KUD-KUD yang mampu melaksanakan peremajaan sendiri dapat memanfaatkan pola off taker aktif ini sehingga harapan kita semua agar PSR dapat diperluas dan di akselerasi, sama-sama mampu kita wujudkan," tambah dia.
 
 
Baca juga: Ini Strategi Awal PalmCo Pascakelola Perkebunan Sawit Terluas di Dunia
 

Pengembangan korporatisasi petani


Mewakili pemegang saham PalmCo, Direktur Pemasaran PTPN III (Persero) Dwi Sutoro menyampaikan komitmen Perusahaan dalam upaya pengembangan korporatisasi petani.
 
"Dengan kelembagaan yang ada seperti KUD ini, maka kita berharap Korporatisasi petani yang bisa memberikan nilai tambah yang lebih, menjadi pondasi dalam kebersinambungan usaha perkebunan rakyat kedepannya," kata Dwi.
 
Dwi menyebutkan, aksi korporasi pembentukan subholding PTPN IV PalmCo yang berfokus pada sawit seyogyanya mampu menjadi booster bagi PSR nasional yang selalu berada di bawah target pemerintah.
 
"PalmCo punya target membantu petani melaksanakan PSR seluas 60 ribu ha hingga 2026 nanti. Ini salah satu komitmen kita dalam program prioritas Proyek Strategis Nasional PalmCo," ungkap Dwi.
 
Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro mengapresiasi kecepatan pelaksanaan tanam ulang pascarekomendasi bagi petani terbit.
 
"Awal Juni Rekomtek, pertengahan sudah tanam ulang. Ini bukti komunikasi dan kolaborasi yang berlangsung antara petani, Koperasi dan Perusahaan kepada instansi terkait sudah efektif. Mudah-mudahan bisa terus seperti ini dan PSR semakin diperluas," ucap Hudoro.
 
Menurut Hendratmojo, dengan sawit yang di 2023 memberikan devisa Rp600 triliun atau menyumbang 60 persen dari devisa nasional, maka peningkatan produktivitas sawit rakyat yang komposisinya sangat besar dari sisi luasan sawit Indonesia, akan membawa kemajuam bagi industri sawit nasional.
 
Pj Gubernur Sumatra Utara Hassanudin berharap Sumatra Utara yang memiliki 1,4 juta ha perkebunan sawit, dengan 441 ribu ha merupakan sawit rakyat, bisa menghadapi beragam masalah mulai dari penggunaan bibit ilegitim hingga usia tanaman yang sudah tua.
 
"Kami mengapresiasi tinggi PTPN IV PalmCo yang telah menjadi mitra off taker PSR bagi petani dan koperasi di Langkat, harapannya inisiatif serupa dapat digesa di kebun-kebun rakyat lainnya," jelas Hassanudin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan