Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo DP Irhamna menyebut resesi akan semakin parah karena pemerintah tidak serius dalam menangani pandemi covid-19. Hal ini bisa dilihat dari masih tingginya kasus positif covid-19.
"Resesi di Indonesia akan sangat parah. Kenapa? Karena pemerintah tidak fokus dengan serius menangani covid-19 tapi lebih serius dan lebih fokus untuk mengatasi dampak covid-19, yaitu ekonomi," kata dia dalam webinar Indef di Jakarta, Kamis, 3 September 2020.
Bukan hanya itu, pemerintah juga lebih fokus bagaimana memulihkan ekonomi daripada menangani covid-19 di bidang kesehatan. Ariyo menyebut, hal ini dibuktikan dengan anggaran untuk pariwisata yang lebih besar dibandingkan untuk kesehatan di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
Tahun depan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp356,5 triliun sebagai lanjutan program PEN. Anggaran untuk penanganan kesehatan dalam program tersebut hanya Rp25,4 triliun, lebih rendah dari anggaran sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sebesar Rp136,7 triliun.
Anggaran sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah ditujukan untuk peningkatan pariwisata, ketahanan pangan dan perikanan, kawasan industri, pengembangan ICT, pinjaman ke daerah, serta antisipasi pemulihan ekonomi.
"Kita harusnya fokus pada mengatasi covid-19, karena itu menjadi akar masalahnya. Tadi disebutkan misalnya meningkatkan kapasitas faskes, rumah sakit, puskesmas, tenaga medis karena jumlah masyarakat yang terjangkit covid-19 meningkat, jadi penanganannya harus meningkat. Dan konteks tracing dan testing harus ditingkatkan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id