Ilustrasi cadangan devisa RI dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/ Ramdani
Ilustrasi cadangan devisa RI dalam bentuk dolar AS - - Foto: MI/ Ramdani

Cadangan Devisa Capai USD146,9 Miliar, Bisa Buat Bayar Utang Pemerintah 8,6 Bulan

Husen Miftahudin • 07 Oktober 2021 12:18
Jakarta: Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 tercatat sebesar USD146,9 miliar. Angka ini mengalami kenaikan dari posisi pada akhir Agustus 2021 sebesar USD144,8 miliar.
 
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," ungkap Direktur, Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhammad Nur dikutip dari siaran persnya, Kamis, 7 Oktober 2021.
 
Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Adapun peningkatan posisi cadangan devisa pada September 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan utang luar negeri pemerintah.
 
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," jelas Nur.
 
Pada akhir Agustus 2021, cadangan devisa RI sebesar USD144,8 miliar setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
 
Kesetaraan cadangan devisa terkait pembiayaan impor dan pembayaran utang pemerintah itu lebih tinggi dibandingkan posisi pada akhir September 2021. Ini terutama terjadi karena adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan USD6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari Dana Moneter Internasional (IMF).
 
"Pada 2021, IMF (Dana Moneter Internasional) menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing," ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono.
 
Penambahan alokasi SDR dan pendistribusian itu ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan juga untuk memperkuat cadangan devisa global.
 
"Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya," tegas Erwin.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan