Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Suryo Eko Hadianto mengatakan target tersebut sehubungan dengan perkiraan adanya peningkatan permintaan industri dan potensi pasar baru di sejumlah negara. Perusahaan optimistis target tersebut dapat tercapai karena berkaca pada pencapaian produksi batu bara PTBA hingga triwulan III-2021 yang mencapai 25,7 persen.
"Kami meyakini hingga akhir tahun ini bisa mencapai total produksi 30 juta ton," kata dia, dilansir dari Antara, Senin, 22 November 2021.
Dari jumlah tersebut sekitar 47 persen disalurkan untuk kebutuhan domestik, sementara untuk ekspor mencapai 53 persen. Sejauh ini, Tiongkok dan India masih menjadi pasar utama batu bara dari PTBA.
Namun ke depan, ekspor akan mengarah ke pasar baru yakni kawasan Indo-Tiongkok seperti Kamboja dan Myanmar yang berpotensi masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar energinya. Sementara untuk kebutuhan domestik, ujar Suryo, pihaknya berkonsentrasi pada hilirisasi produk batu bara sebagai tindak lanjut transformasi PTBA menjadi perusahaan energi.
Selain masih memasok untuk kebutuhan PLN, pihaknya juga akan menyediakan pasokan batu bara untuk gasifikasi batu bara sebesar enam juta ton. Untuk program ini, ujar Suryo, kerja sama antara PTBA, Pertamina, dan Air Products and Chemicals Inc (Amerika Serikat), sudah mencapai tahap finalisasi.
Proses gasifikasi
Jika melihat perkembangannya saat ini, proses gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) ini direncanakan akan memasuki tahapan studi kelayakan detail pada kuartal III-2022 dan diproyeksi dapat mulai dijalankan pada 2024-2025. Bahan ini disiapkan sebagai pengganti LPG.Selain itu, pembangunan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2 X660 megawatt yang ditargetkan tuntas pada Maret 2022 dan diharapkan dapat beroperasi pada akhir 2022. Kehadiran PLTU ini akan mengaliri listrik hingga ke Sumatera Utara.
Namun, menurut Suryo, tahun depan, distribusi produksi akan lebih mengarah ke pasar ekspor dibanding kebutuhan domestik. Ini terjadi lantaran adanya peningkatan permintaan dan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dengan perkiraan kondisi pasar ini, ujar Suryo, pihaknya menargetkan volume produksi sampai 37 juta ton sampai akhir 2022. Agar hal itu dapat direalisasikan, sudah ada dua titik eksplorasi yang akan disiapkan yakni di Suban Jeriji dan Bangko Tengah.
Dari sisi infrastruktur, PTBA juga telah menyelesaikan penambahan train load station (TLS) untuk menampung produksi batu bara. "Fasilitas ini akan tuntas pada akhir tahun ini," pungkas Suryo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News