"Industri makanan dan minuman jelas memperlihatkan pertumbuhan positif meski di masa pandemi, dan mayoritasnya adalah industri kecil dan menengah yang masih banyak menghadapi tantangan dalam usaha mereka untuk dapat naik kelas," ujarnya, dikutip dari Antara, Rabu, 3 Agustus 2022.
|
Dia juga menjelaskan IKM menghadapi tantangan eksternal, meliputi ketidakpastian pasokan bahan baku, fluktuasi harga bahan baku, permintaan pasar yang tidak stabil, dan permukaan saingan antar pelaku usaha.
"Selain pelatihan dan bimbingan serta kemudahan dalam mengurus legalitas usaha mereka, digitalisasi usaha mereka juga merupakan jalan keluar dari permasalahan yang diakibatkan tantangan tantangan yang mereka hadapi ini," ujar Hasran.
Ia menyarankan agar pemerintah membantu pengembangan IKM makanan minuman dengan meringankan persyaratan legalitas usaha mereka.
Pihak swasta dan masyarakat madani juga dapat membantu dalam memberikan pelatihan dan bimbingan dasar keterampilan usaha, manajemen finansial, maupun penguasaan teknologi pada IKM ini.
"Dengan pesatnya perkembangan teknologi serta cepatnya transformasi digital yang merubah wajah perekonomian, termasuk di Indonesia, IKM makanan dan minuman perlu dibantu menyiapkan diri untuk beradaptasi dan berinovasi agar dapat naik kelas menjadi industri besar," katanya.
Pemerintah juga perlu memberi perhatian pada pelaku IKM makanan minuman perempuan yang menjadi pemilik mayoritas IKM makanan minuman dengan membuat regulasi yang sensitif gender.
Saat ini, industri makanan dan minuman di Indonesia tumbuh sebesar 3,75 persen year on year pada kuartal I-2022 lalu. Kementerian Perdagangan mencatat 1,68 juta IKM makanan minuman beroperasi di Indonesia pada kuartal I-2022 yang mencapai 38,27 persen dari total IKM di Indonesia.
Pada saat yang sama, industri makanan dan minuman sendiri, termasuk IKM yang bergerak di sektor ini, menyumbang 37,77 persen dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas atau 6,55 persen dari PDB nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News