"Investasi ini akan menjadi sangat penting, terutama FDI (foreign direct investment)," tutur Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto dalam Forum Kemitraan Investasi 2022 dilansir Media Indonesia, Kamis, 8 Desember 2022.
Dia menambahkan, itu bukan berarti Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lantas diabaikan. Namun, berdasarkan proyeksi ekonomi dalam jangka pendek, PMDN diperkirakan bakal terdampak akibat tekanan kebijakan suku bunga acuan dari bank sentral.
Untuk itu, Penanaman Modal Asing (PMA) perlu untuk diperkuat. Investasi asing dalam skala besar juga dinilai dapat mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal itu, menurut Seto, dapat terealisasi melalui program kemitraan usaha besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang digagas oleh Kementerian Investasi.
Baca juga: Investasi Hulu Migas RI Ditaksir Naik 20%, Ini Kuncinya |
"Jadi kita berharap investasi FDI ini bisa kita tarik masuk sebanyak mungkin. Di sini lah kemudian kuncinya kemitraan ini berperan penting. Kalau investasi ini masuk lalu kita minta bermitra dengan UMKM, maka UMKM di daerah akan bisa berkembang," jelasnya.
Namun hal tersebut juga perlu diikuti dengan monitoring pelaksanaan. Ini berguna untuk memastikan program yang diusung dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan. Sebab, Seto mengatakan, program kemitraan usaha besar dengan UMKM berpeluang besar menjadi potensi baru bagi pembentukan ekonomi Indonesia.
"Ini satu hal yang sangat penting. Jadi di sini lah untuk ke depan, kunci bagaimana ketahanan ekonomi kita bisa terbentuk. Karena tentunya kalau usaha berkembang, pasti UMKM berkembang," ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot turut menyampaikan pentingnya peranan UMKM bagi perekonomian Indonesia. Tercatat sektor UMKM menguasai 99 persen dari keseluruhan unit usaha nasional. Penyerapan tenaga kerja sektor itu juga meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen yang menunjukkan UMKM mampu menekan angka pengangguran dan mengatasi kemiskinan.
Kemudian, sektor UMKM turut berkontribusi hingga 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Peranan besar itu, kata Yuliot, mestinya dapat mendorong investasi masuk ke dalam negeri secara merata.
Berdasarkan luasan daerah masih terdapat kesenjangan investasi yang tergambar dari kontribusi setiap wilayah, yakni Sumatra sebesar 20,6 persen, Kalimantan sebesar 9,8 persen, Sulawesi sebesar 12,1 persen, Maluku dan Papua sebesar 7,6 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3 persen, dan Jawa sebesar 47,1 persen.
"Karena itu setiap investasi yang masuk, baik asing maupun dalam negeri, wajib hukumnya berkolaborasi dengan pengusaha lokal di daerah, khususnya UMKM, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," kata Yuliot.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News