The Ning King, pendiri Argo Manunggal Group dan sosok di balik kawasan kota mandiri Alam Sutera, wafat di Singapura pada Minggu, 2 November 2025
The Ning King, pendiri Argo Manunggal Group dan sosok di balik kawasan kota mandiri Alam Sutera, wafat di Singapura pada Minggu, 2 November 2025

Mengenang The Ning King Pengusaha Kota Mandiri Alam Sutera yang Wafat di Usia 94 Tahun

Arif Wicaksono • 03 November 2025 17:12
Jakarta: Dunia usaha Indonesia kehilangan salah satu tokoh besarnya. The Ning King, pendiri Argo Manunggal Group dan sosok di balik kawasan kota mandiri Alam Sutera, wafat di Singapura pada Minggu, 2 November 2025. Ia berpulang di usia 94 tahun, meninggalkan jejak panjang yang membentuk lanskap industri dan properti Indonesia modern.
 

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh manajemen Alam Sutera Group melalui akun Instagram resmi perusahaan. Dalam unggahan tersebut, keluarga besar perusahaan menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan doa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta penghiburan.
 
Lahir di Bandung pada 20 April 1931, The Ning King tumbuh dalam masa sulit awal kemerdekaan. Namun, di tengah keterbatasan ekonomi dan infrastruktur, ia sudah memiliki pandangan jauh ke depan.  Nama "The" pada nama The Ning King bukan penanda keturunan kerajaan atau gelar, melainkan nama keluarga.
 
Ia melihat potensi besar pada industri tekstil sebuah sektor yang kemudian menjadi pijakan awal perjalanan bisnisnya. Dari sebuah pabrik kecil di Bandung, ia membangun pondasi yang kelak menjelma menjadi salah satu kerajaan bisnis terbesar di Indonesia.

Perjalanan bisnis The Ning King menanjak pesat pada akhir 1970-an. Melalui pendirian PT Argo Pantes Tbk pada 1977, ia memperkuat eksistensinya di industri tekstil nasional dan menjadi motor penggerak lahirnya Argo Manunggal Group (AMG). 
 
Grup ini berkembang pesat dan merambah ke berbagai lini usaha, termasuk baja, konstruksi, logistik, dan infrastruktur. Meski kiprahnya besar, The Ning King dikenal sebagai sosok yang jarang tampil di depan publik, lebih senang bekerja dalam diam dan fokus pada strategi jangka panjang.
 
Tonggak penting dalam kariernya hadir saat ia membawa AMG menjejakkan kaki ke dunia properti. Di awal 1990-an, ia mendirikan perusahaan yang kelak dikenal sebagai PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
 
Dari hamparan lahan kosong di Serpong, Tangerang, The Ning King membangun mimpi besar: sebuah kawasan hunian terpadu yang menyatukan kehidupan, bisnis, pendidikan, dan hiburan dalam satu ruang yakni Alam Sutera.
 
Di bawah visinya, Alam Sutera tumbuh menjadi kota mandiri dengan infrastruktur terencana, universitas modern, pusat perbelanjaan besar, dan jaringan transportasi yang efisien. Proyek ini bukan hanya sukses secara komersial, tetapi juga menjadi model percontohan bagi banyak pengembang properti di Indonesia dalam membangun kawasan terpadu berkelanjutan.
 
Rekan-rekan bisnis mengenangnya sebagai pribadi disiplin dan berhitung tajam, namun tetap rendah hati. Ia bukan tipe pengusaha yang gemar berpidato atau tampil di depan kamera, tetapi setiap langkahnya selalu penuh perhitungan. Gaya kepemimpinannya yang tenang namun tegas membuat perusahaan-perusahaan di bawah AMG mampu bertahan melewati berbagai krisis ekonomi.

Daftar Orang Terkaya Indonesia versi Forbes

Namanya sempat masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes pada 2017 dengan estimasi kekayaan sekitar USD 450 juta atau sekitar Rp 6,8 triliun saat itu. Namun, bagi The Ning King, keberhasilan bukan diukur dari harta, melainkan dari kemampuan membangun bisnis yang memberi manfaat luas bagi masyarakat dan membuka lapangan kerja.
 
Hingga usia senja, The Ning King masih memegang peran strategis di Alam Sutera Group. Ia memang mulai menyerahkan operasional kepada generasi penerus, tetapi arah kebijakan perusahaan tetap memantulkan visinya: efisiensi, integrasi lintas sektor, dan keberlanjutan. Ia percaya bahwa bisnis properti bukan sekadar membangun rumah, tetapi tentang menciptakan lingkungan hidup yang memiliki nilai sosial dan ekonomi jangka panjang.
 
Jenazah The Ning King dimakamkan secara tertutup di Singapura, dihadiri keluarga serta kerabat terdekat. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga warisan inspiratif bagi dunia bisnis Indonesia. Dari pabrik tekstil sederhana di Bandung hingga kawasan kota mandiri di Serpong, perjalanan hidupnya adalah kisah tentang ketekunan, visi jauh ke depan, dan keyakinan bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari kerja keras tanpa henti
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan