Ilustrasi. Foto: Freepik
Ilustrasi. Foto: Freepik

E-Commerce Asia Tenggara Tancap Gas: Siap Masuki Era Pertumbuhan Cerdas dan Berkelanjutan!

Annisa ayu artanti • 15 Mei 2025 18:40
Jakarta: Sektor e-commerce di Asia Tenggara kini melaju ke fase pertumbuhan baru yang lebih matang. 
 
Laporan terbaru "DBS Nextwave Southeast Asia 2025" mengungkap, industri ini tak lagi sekadar berburu ekspansi besar-besaran, tapi mulai fokus pada keuntungan, loyalitas pelanggan, dan efisiensi bisnis yang berkelanjutan.
 
"Seiring dengan matangnya sektor e-commerce di kawasan ini, kami melihat pergeseran dari sekadar menawarkan promosi dan diskon menuju pengalaman pelanggan yang lebih inovatif dan berbeda," ujar Head of Digital Economy Group, Institutional Banking, Bank DBS, Chua Shih Guan, dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025. 

Pasar e-commerce diprediksi tembus USD410 miliar

Menurut laporan yang disusun DBS bersama Cube, penjualan e-commerce di Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh dari USD184 miliar pada 2024 menjadi USD410 miliar pada 2030. Ini setara dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 14 persen.

Angka ini melanjutkan tren fantastis sebelumnya, di mana nilai e-commerce di kawasan ini melejit 46 kali lipat dari hanya USD4 miliar pada 2012. 
 
Pertumbuhan ini didorong oleh makin luasnya adopsi digital dan preferensi belanja online oleh masyarakat.
 
Baca juga: Strategi Ini Ampuh Bikin Bisnis Online Melesat!

Laporan DBS juga menyoroti pergeseran strategi perusahaan e-commerce besar di Asia Tenggara. Jika dulu kompetisi harga dan diskon jadi andalan, kini para pemain fokus memperkuat fondasi bisnis: efisiensi operasional, layanan pelanggan, dan adopsi teknologi seperti AI.
 
“Platform-platform ini akan tumbuh dengan menguntungkan dan memainkan peran penting sebagai penghubung untuk gelombang inovasi berikutnya di Asia Tenggara,” lanjut Chua.
 
AI tak hanya digunakan untuk backend seperti tagging produk, tapi juga mulai mempersonalisasi pengalaman belanja, memberikan rekomendasi real-time, bahkan menciptakan pengalaman imersif yang lebih relevan dan menarik bagi pengguna.

Struktur modal berubah

Pergeseran ke arah pertumbuhan yang lebih berkelanjutan juga mendorong perubahan dalam cara pembiayaan. Jika sebelumnya sektor e-commerce mengandalkan dana ventura, kini mulai ada kecenderungan beralih ke struktur modal yang lebih seimbang dan didukung oleh kredit.
 
Hal ini dilakukan demi menekan biaya modal dan menyesuaikan dengan kondisi pasar yang semakin dinamis.

E-commerce dorong ekosistem digital lebih luas

Co-Founder Cube Simon Torring menekankan bahwa e-commerce telah menjadi kekuatan transformatif digital terbesar di Asia Tenggara. 
 
“Tidak hanya mengubah cara orang berbelanja, tetapi mereka juga meletakkan dasar bagi pertumbuhan di sektor logistik, pembayaran, fintech, dan infrastruktur digital," jelas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan