"Berdasarkan skenario net zero emission, PLTN ditargetkan dibangun pada 2049," ungkap Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada Media Indonesia, dikutip Jumat, 26 November 2021.
Dia mengakui, ada beberapa perusahaan besar dari luar negeri yang kepincut untuk bekerja sama membangun PLTN di Indonesia. di antaranya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
"Yang menyatakan ketertarikan sudah banyak dari dulu, misalkan perusahaan dari Rusia, Amerika," jelasnya.
Thorcon International Pte Ltd, perusahaan nuklir asal Amerika Serikat akan mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir dengan kandungan thorium atau PLTT di Indonesia. Perusahaan tersebut bakal membangun Thorcon Molten Salt Reactor (Thorcon MSR) yang merupakan jenis PLTN generasi ke-4 di Bangka Belitung.
"Konstruksinya PLTT kami akan dibangun oleh PT PAL. Bila lolos uji, maka prototipe baru akan dibangun pada 2025 dan berharap beroperasi secara komersial pada 2028," ungkap Chief Operating Officer Thorcon Power Indonesia Bob S Effendi beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Ilham Habibie menilai, pemakaian tenaga nuklir sebagai sumber energi relatif akan lebih aman dan beberapa negara sudah mengimplementasikan energi tersebut, seperti di Jepang.
"Kita ketahui, Jepang sudah baik dengan nuklirnya dan relatif sukses. Ini perlu ditinjau lagi (di Indonesia), untuk membuat porsi ini lebih besar. Nuklir ke depan itu juga jauh lebih aman," ujar Ilham dalam konferensi pers virtual Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (Aspebindo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News