Luhut mengatakan percepatan tersebut didukung oleh kemajuan teknologi yang terus berkembang. Untuk sampai ke 2060, masih ada 40 tahun lagi. Bahkan ia optimistis di 30 tahun mendatang teknologi yang ada bisa membantu Indonesia mencapai bebas karbon.
"Saya melihat sangat optimistis bisa dilakukan lebih awal," kata Luhut dalam Media Group News Summit Series bertajuk Indonesia Green Summit 2021, Selasa, 27 Juli 2021.
Selain itu dengan dukungan pendanaan juga akan membantu Indonesia mengejar target tersebut. Dirinya meyakini ekonomi Indonesia akan jauh lebih bagus dari saat ini sehingga percepatan bisa dilakukan.
Ia bilang awalnya rencana untuk menuju net zero emission bisa dicapai di 2070. Namun pemerintah yakin pencapaian tersebut bisa dipercepat ke 2060. Demikian juga saat ini diyakini bisa lebih cepat dari 2060.
Dirinya juga menjabarkan parameter net zero emission di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM), antara lain produksi listrik pada 2060 sebesar 1.887 terawatt hour (TWh), menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara bertahap sesuai umur kontrak, pemanfaatan energi storage efektif mulai 5-10 tahun ke depan, pemanfaatan teknologi hidrogen fuel cell, dan memasukkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) ke dapan sistem grid PLN.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan upaya mencapai net zero emission melalui beberapa indikator antara lain konsumsi listrik per kapita akan naik sebesar 2.848 kilowatt hour (kWh) per kapita di 2040 jadi 5.313 kWh per kapita di 2060, konsumsi energi final per kapita akan mencapai 0,91 ton setara minyak (TOE) per kapita di 2060, serta intensitas energi final akan turun menjadi 33 barel setara minyak (BOE) per miliar rupiah di 2060, serta emisi CO2 per kapita akan turun jadi 1,13 ton CO2 per kapita di 2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News