Ilustrasi. Foto: dok.MI
Ilustrasi. Foto: dok.MI

Harga Meroket, Pasokan Batu Bara untuk Pembangkit PLN Jangan Sampai Terganggu

Suci Sedya Utami • 07 Oktober 2021 19:29
Jakarta: Lonjakan harga batu bara dunia mencapai USD200 per ton dikhawatirkan mengganggu pasokan ke pembangkit listrik di dalam negeri.
 
Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tumiran mengingatkan agar para pengusaha batu bara di Tanah Air tetap menaati aturan kebijakan harga domestic market obligation (DMO) kepada PT PLN (Persero).
 
Dirinya menuturkan lonjakan harga batu bara terjadi akibat adanya peningkatan pasokan komoditas. Terlebih, beberapa negara seperti Tiongkok sempat susah payah menyeimbangkan pasokan listrik dengan permintaan seiring pulihnya perekonomian pasca pandemi.

Bukan tidak mungkin krisis energi juga dapat terjadi di Tanah Air, saat pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit dalam negeri terpangkas.
 
"Pengusaha jangan hanya bicara untung, tetapi juga memastikan ketahanan pasokan batu bara Tanah Air. Harusnya ada pemahaman bersama untuk kepentingan dalam negeri," kata Tumiran dalam keterangan resmi, Kamis, 7 Oktober 2021.
 
Menurut dirinya, di tengah harga batu bara dunia yang sedang meroket, pengusaha sudah mendapat banyak keuntungan dari ekspor. Untuk itu, idealnya ketahanan pasokan batu bara di dalam negeri jangan sampai terganggu.
 
Sebab, jika krisis batu bara terjadi di PLN, maka akan berimbas pada pasokan listrik nasional dan dampaknya pun akan meluas tidak hanya kepada PLN, tapi juga dirasakan ke para pelaku bisnis, industri hingga ke masyarakat. Defisit batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bakal mengganggu perekonomian nasional.

Tak Selalu Untungkan PLN


Tumiran pun menjelaskan, disparitas harga batu bara tidak selalu menguntungkan PLN, tapi juga pengusaha. Menurut Tumiran, saat harga batu bara di bawah USD70 per ton, BUMN tersebut tetap membelinya sesuai kebijakan DMO. Tumiran juga memprediksi meningkatnya harga batu bara dunia diperkirakan tidak berlangsung lama.
 
"Pas lagi untung bisa jual, bersyukur lah mereka.  Tapi jangan lupa untuk tetap memasok ke dalam negeri," tutur dia.
 
Lebih lanjut dirinya menambahkan, penetapan harga khusus batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik di dalam negeri menjadi bukti bahwa pemerintah mementingkan keterjangkauan harga energi di Tanah Air. Dengan harga listrik yang terjangkau, geliat ekonomi akan lebih terakselerasi.
 
"Batu bara kan konsepnya jadi tulang punggung bantu harga kelistrikan kita," jelas dia.
 
Tahun ini, target DMO ditetapkan sebesar 137,5 juta ton. Adapun berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) realisasi penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri tercatat mencapai 63,47 juta ton sampai dengan Juni 2021.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan