Ilustrasi para petani tengah memasang benih rumput laut pada seutas tambang - - Foto: Medcom
Ilustrasi para petani tengah memasang benih rumput laut pada seutas tambang - - Foto: Medcom

Wah! Bisnis Budi Daya Rumput Laut Bisa Raup Rp42 Miliar per Bulan

Desi Angriani • 12 Agustus 2021 20:49
Jakarta: Peluang bisni budi daya rumput laut sangat menggiurkan mengingat hasil penjualan salah satu sentra produksi di Kampung Momolo, Nunukan, Kalimantan Utara, bisa meraup puluhan miliar per bulan.
 
Total rumput laut yang dipanen di Desa Mamolo ini mencapai 3.000 ton. Dengan harga rumput laut terendah sekitar Rp14 ribu per kg atau Rp14 juta per ton saja, kelompok tani bisa meraup hingga Rp42 miliar.
 
Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan, Kamarudin, menyebut dulunya rumput laut kurang diminati sebagai komoditas ekonomi. Kini bisnis tersebut menjadi salah satu penggerak perekonomian Kabupaten Nunukan yang geografisnya berupa kepulauan.
 
"Dulu, enggak pertama kali karena masih sedikit, kita bingung mau jual ini ke mana? Sekarang setelah produksinya banyak, pembeli yang cari kita," ujar Kamarudin, Kamis, 12 Agustus 2021.
 
Ia mengungkapkan sentra produksi rumput laut di Desa Mamolo tersebut mendapat pendampingan dari Penyuluh Lapangan (PPL) Kodim 0911/Nunukan agar hasilnya lebih maksimal.

Dalam proses budi daya, pendampingan dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, proses pemasangan benih yang biasanya dilakukan oleh para ibu dan remaja wanita. Mereka mengikat benih rumput laut pada seutas tambang yang sudah disiapkan.
 
Tambang yang sudah dipasangi benih rumput laut kemudian dipasangi pelampung seder hana dari botol plastik bekas minuman bersoda. Kemudian membentangkan tambang tadi di laut. Dalam sebulan, kelompok tani ini membentangkan tambang sebagai media budi daya rumput laut tadi sebanyak tiga kali. Budi daya memakan waktu kurang lebih 40 hari.
 
Tahapan berikutnya adalah memanen. Panen rumput laut bisa jadi berkah tersendiri bagi para petani. Setelah dipanen, rumput laut kemudian dijemur kurang lebih lima hari lamanya hingga mengering.
 
Terakhir, rumput laut yang sudah mengering siap dijual dengan harga terendah Rp14 ribu per kg. Bahkan, petani pernah mendapat harga tertinggi hingga menembus Rp20 ribu per kg.
 
Menurut Ketua Tim Penilaian Lomba Bina teritorial, Kolonel Inf Riswanto, mengatakan peran TNI dalam melakukan pendampingan pengelolaan potensi budidaya rumput laut turut berkontribusi dalam memberikan nilai tambah di tengah masyarakat.
 
"Harapan kami, ini bisa memacu mereka untuk terus berbenah diri, bukan hanya saat dinilai saja tapi untuk membenahi Kodim dan Wilayahnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, memantapkan kemanunggalan TNI dengan Rakyat serta untuk pertahanan Negara khususnya di wilayah perbatasan ini," tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan