Dalam acara peluncuran buku teks ekonomi syariah, Ani sapaan akrab dirinya mengatakan, keberadaan program studi tersebut menjadi salah satu jalan untuk menciptakan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dalam mendorong sektor ekonomi dan keuangan syariah.
"Tidak hanya jumlah programnya, tapi perlu meningkatkan kualitasnya," kata Ani di Jakarta, Selasa, 29 Juni 2021.
Ia menyebutkan, saat ini dari 750 program studi rumpun ekonomi syariah telah menghasilkan kurang lebih 30 ribu lulusan per tahun. Laporan Islamic Finance Development pun menilai kelulusan tersebut merupakan capaian yang istimewa.
Namun demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berpendapat jumlah tersebut belum cukup dan perlu ditingkatkan untuk bisa berkiprah dalam perekonomian nasional.
"Tentu kita bergembira, tapi perlu perbaikan kualitas dan relevansi dari kompetensi SDM ekonomi syariah yang masih perlu ditingkatkan," tutur dia.
Ani menilai peningkatan kualitas kurikulum dan materi pembelajaran bagi program ekonomi syariah di Indonesia masih membutuhkan pemikiran yang menghubungkan antara dasar ilmu syariah dengan relevansi pada perekonomian secara luas.
"Program studi syariah juga harus selaras dan update dengan perkembangan dunia yang cepat, teknologi yang berubah sangat besar dan dinamika dalam perekonomian global yang demikian pesat. Sehingga tetap mampu menjaga prinsip syariah namun bisa beradaptasi memberikan nilai tambah inovasi dan bahkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat secara riil," jelas Ani.
Ia melanjutkan, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah bersama dengan Bank Indonesia (BI) dan 10 universitas di Tanah Air telah meluncurkan buku yang terdiri dari buku pengantar ekonomi islam, buku pembangunan islam dan sejarah pemikiran ekonomi islam. Serta buku panduan magang atau praktik kerja di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News