Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan aktivitas produksi tersebut penting dijaga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Apalagi kebutuhan komoditas olahan tebu ini terus meningkat, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri.
"Kebutuhan gula nasional saat ini mencapai enam juta ton per tahun, yang terdiri dari 2,7 juta-2,9 juta ton gula konsumsi, dan tiga juta sampai 3,2 juta ton untuk gula kebutuhan industri," kata Putu di Pati, Jawa Tengah, Jumat, 27 Agustus 2021.
Dari total kebutuhan tersebut, rata rata produksi gula konsumsi (gula kristal putih) di dalam negeri sebesar 2,1-2,2 juta ton, dan produksi nasional gula kebutuhan industri (gula kristal rafinasi) sebesar 3-3,2 juta ton. Oleh karenanya, Kemenperin fokus pada kebijakan pengembangan industri gula di Tanah Air agar lebih produktif dan berdaya saing.
Selain itu, mendorong pembangunan pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu. Pada saat ini, terdapat 62 pabrik gula berbasis tebu dengan kapasitas terpasang nasional mencapai 316.950 ton tebu per hari (TCD). Apabila seluruh pabrik gula tersebut berproduksi optimal dan efisien, dapat memproduksi gula sekitar 3,5 juta ton per tahun.
"Hal ini berarti kebutuhan untuk gula konsumsi sudah dapat terpenuhi," tutur Putu.
Guna memantau langsung aktivitas industri gula saat PPKM, Putu melakukan kunjungan kerja di Pabrik Gula Trangkil di Pati, Jawa Tengah. Kegiatan ini juga untuk melihat penerapan protokol kesehatan sesuai Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat covid-19. PG Trangkil tergolong dalam kategori sektor kritikal dan telah memiliki IOMKI.
"Kemenperin. Kami melihat langsung, PG Trangkil sudah memiliki pedoman dan fasilitas yang baik dalam upaya mencegah penyebaran covid-19. Kami juga memberikan apresiasi karena perusahaan ini melaporkan IOMKI secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan," papar Putu.
Selain itu, PG Trangkil akan mengikuti program vaksinasi yang diinisiasi oleh Kemenperin, dengan melibatkan karyawan dan keluarganya serta masyarakat sekitar pabrik. Total sasarannya mencapai lebih dari 1.000 akseptor. Vaksinasi menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk mendukung produktivitas perusahaan karena didukung karyawan yang sehat.
Pemimpin PG Trangkil, Sukirno menyampaikan, pihaknya berkomitmen melaksanakan protokol kesehatan secara ketat guna memutus mata rantai dan menghindari penyebaran covid-19 di lingkungan perusahaan dan sekitarnya.
"Langkah-langkah yang kami laksanakan antara lain adalah membentuk Satgas covid-19, menyediakan alat genose, serta memastikan karyawan masuk lingkungan perusahaan menggunakan masker dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh," kata Sukirno.
Pada kesempatan yang sama, Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan mengemukakan pihaknya turut melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di sektor industri.
"Kami melihat peran pentingnya sektor industri untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Namun tak dapat dipungkiri, kesehatan dan keselamatan pegawai industri juga merupakan hal yang utama untuk terus dijaga dan ditingkatkan," tutur Masrokhan.
Oleh karena itu, penggunaan aplikasi untuk testing, tracing, dan treatment (3T) seperti pada PeduliLindungi menjadi salah satu faktor percepatan dan kesuksesan penerapan uji coba di sektor industri. Berikutnya, tetap konsisten melaksanakan 6M: Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan, dan menghindari makan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
             Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                 
                 
                 
                 
                