Ilustrasi bijih nikel - - Foto: dok Antam.
Ilustrasi bijih nikel - - Foto: dok Antam.

Keran Ekspor Mineral Mentah Bakal Dibuka Kembali, Beneran Nih?

Husen Miftahudin • 06 April 2023 14:17
Jakarta: Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberikan izin ekspor mineral mentah dan olahan pasca-10 Juni 2023. Izin ini akan diberikan kepada perusahaan yang pembangunan smelternya terkendala.
 
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023, dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri. Langkah ini menjadi upaya pemerintah dalam mendapatkan nilai tambah dari hasil ekspor.
 
Meskipun demikian, keputusan untuk mengizinkan ekspor mineral mentah berupa bijih bauksit ini masih dalam tahap finalisasi. Salah satu alasan pembukaan ekspor, kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, karena pandemi covid-19 yang telah menghambat penyelesaian pembangunan smelter.

Namun ia membantah memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengekspor mineral mentah pasca-10 Juni 2023 tersebut sebagai bentuk relaksasi terhadap kebijakan pemerintah.
 
"Sebetulnya enggak perlu relaksasi, memang ada faktor yang kita pertimbangkan yaitu masalah keterlambatan karena covid-19. Ini yang kita finalkan," kata Arifin di Jakarta, dikutip Kamis, 6 April 2023.
 
Pemerintah telah mulai menilai dampak covid-19 terhadap pembangunan smelter sejak akhir 2022. Namun, perusahaan seperti Freeport Indonesia dan Amman Mineral telah lama menyatakan kekhawatiran mereka, bahkan sejak April 2020.
 
Baca juga: Presiden: Indonesia Wajib Contoh Korsel dan Taiwan


Perusahaan tambang terus berjuang


Sementara itu, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengaku proyek smelter di Manyar, Gresik, telah mencapai 54,5 persen. Ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 52,9 persen.
 
Proyek tersebut dijadwalkan selesai pada Desember 2023 nanti. Kemudian akan memasuki tahap pra-komisi dan komisi hingga Mei 2024. Produksi akan dimulai bertahap dan mencapai puncak pada Desember 2024.
 
Sementara, Amman Mineral juga telah menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan proyek smelternya. Dalam informasi yang disampaikan perusahaan secara resmi, hingga Januari 2023, proyek ini terus menunjukkan perkembangan pembangunan dengan realisasi investasi lebih dari 51 persen.
 
Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk mengatasi berbagai kendala eksternal yang ada serta berusaha untuk mempercepat proses konstruksi.
 
Rachmat memperkirakan commissioning smelter akan dilakukan pada Juli 2024 dan beroperasi dengan kapasitas 60 persen di Desember 2024.
 
"Komunikasi secara intensif dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan selama tiga tahun terakhir juga terus dilakukan perusahaan," pungkasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan