Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Pelaku UMKM Wajib Rambah Digitalisasi, Ini Alasannya!

Angga Bratadharma • 21 April 2023 17:07
Jakarta: Sudah bukan rahasia lagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu penyumbang terbesar ekonomi bangsa Indonesia. Namun apakah para pelakunya sudah mendapatkan akses prioritas untuk mencapai kemandirian finansial? Apakah segala kebutuhannya telah terpenuhi demi memaksimalkan aktivitas jual beli?
 
Ike Trisnawati, Srikandi UMKM dari Tangerang, merupakan satu dari 65 juta pelaku UMKM yang sedang berjuang menggapai mimpinya. Sejak 2004, Ike memiliki toko sembako yang sehari-harinya menjual berbagai kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan, kue-kue tradisional, bahkan pulsa.

Situasi pandemi tak membuatnya terpuruk. Walaupun penjualan sempat menurun, ia bertekad untuk tidak menyerah. Ia sadar, banyak yang bergantung pada roda usahanya. "Saya punya dua anak yang ingin saya sekolahkan sampai lulus kuliah," ucap Ike, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 April 2023.
 
Namun di perjalanan pengembangan usahanya, impian Ike terhalang oleh permasalahan klasik terjadi pada UMKM, yaitu modal yang terbatas. Seperti banyak pelaku UMKM lainnya, Ike mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan.
Baca: Miris, Walt Disney Mulai PHK Ribuan Karyawan Pekan Depan!

Kesulitan akses kredit dari perbankan itu baik karena kendala teknis, seperti tidak mempunyai atau tidak cukup agunan, maupun kendala non-teknis, misalnya, keterbatasan akses informasi ke perbankan. Hasil survei oleh BPS pada 2020 pun menunjukan bahwa 69,02 persen pelaku UMKM masih membutuhkan bantuan modal usaha.

Meski demikian, pelaku UMKM kini dapat memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas akses pasar melalui situs e-commerce. Pemerintah pun telah menargetkan jumlah UMKM yang onboarding sebanyak 24 juta di 2023 dan 30 juta di 2024.

Lebih dekat ke akses pembiayaan

Selain upaya perluasan akses pasar, digitalisasi juga mendekatkan UMKM dengan akses pembiayaan. Sebagai alternatif pembiayaan dari perbankan konvensional, keberadaan inovasi keuangan digital, seperti fintech, kini dapat menjadi solusi yang mempermudah UMKM mengakses pembiayaan.
 
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2022, fintech peer-to-peer lending dan lembaga pembiayaan telah menyalurkan 32,97 persen dari penyaluran pinjaman atau sebesar Rp151,9 triliun kepada pelaku UMKM dan sektor produktif lainnya.
 
Presentasi tersebut lebih tinggi daripada industri perbankan yang baru mencapai sekitar 19,7 persen atau Rp1.214 triliun dari total kredit perbankan yang mencapai Rp6.155 triliun, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada bulan yang sama.
 
Hal ini mengindikasikan, dilihat dari portofolionya, fintech lebih agresif dalam memberikan akses pembiayaan kepada UMKM dan sektor produktif lainnya dibandingkan perbankan. "Sebagai pelaku UMKM, kita harus mau belajar untuk bisa naik kelas. Impian saya adalah membuka satu toko konter pulsa lagi," pungkas Ike.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan