Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Medco E&P Indonesia (Medco E&P) Ronald Gunawan. Pasalnya, menurut dia, biaya produksi per barel saat ini masih cukup rendah. Perusahaan mengupayakan tingkat biaya produksi minyak di level kompetitif sehingga dampak virus korona kepada perusahaan tidak semakin menekan.
"Medco berdampak pasti. Tapi kan kita lakukan konservatif (produksi)," kata Ronald ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020.
Ronald juga menyampaikan, sejauh ini proyek-proyek yang digarap anak usaha Medco Energy ini belum terdampak signifikan atas imbas virus korona.
Imbas virus korona baru akan terasa signifikan jika penyebaran pandemik virus korona itu berlangsung dalam kurun waktu cukup lama, misalnya enam bulan. Apalagi, banyak barang-barang yang dibutuhkan dari kegiatan operasional harus diimpor dari Tiongkok.
"Demikian juga proyek belum berpengaruh. Kalau kondisi ini bertahan lama sekitar enam bulan baru akan berdampak," ujarnya.
Ronald menambahkan, perusahaan akan memonitor isu-isu global dan politik Tanah Air yang memiliki kemungkinan menganggu dunia industri migas.
'Kami terus memonitor isu perang dagang dan virus korona karena bagaimana pun perkembangan isu tersebut ada dampaknya terhadap politik dan perekonomian dunia serta industri migas pada khususnya," pungkas dia.
Harga minyak global jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di New York Mercantile Exchange turun 1,1 persen ke level USD44,80 per barel pada Jumat, 6 Maret 2020. Sementara Indonesia Crude Price (ICP) Februari 2020 berada di level USD56,61 per barel turun USD8,77 per barel dari posisi Januari USD65,38 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News