"Harga dunia melonjak dari USD12 menjadi USD18 karena terjadi La Nina di Argentina dan Amerika Selatan yang menyebabkan suplai jadi sangat terbatas dan harga jadi naik," ujar Menurut Menteri Perdagangan M Lutfi dikutip Jumat, 18 Februari 2022.
Selain La Nina, salah restrukturisasi peternakan di Tiongkok juga menjadi pemicu kenaikan harga kedelai di pasar internasional. Menurut dia, peternakan di Tiongkok menjadikan kedelai sebagai konsumsi babi.
"Dulunya tidak diatur, sekarang (babi di Tiongkok) makan kedelai, jadi demand (suplai barang) sangat tinggi. Akibatnya harga sangat tinggi dan menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," tambahnya.
Lutfi menuturkan, Kementerian Perdagangan sedang menyiapkan mitigasi untuk mengatasi hal tersebut. Rencananya, kebijakan itu akan diumumkan pekan depan.
"Kita akan putuskan dan umumkan kebijakannya seperti apa," tegasnya.
Ia menambahkan, kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai tiga juta ton. Menurut dia, hanya 500 ribu-700 ribu ton yang bisa disuplai oleh petani kedelai dalam negeri.
"Kebutuhan kedelai kita itu tiga juta. Yang bisa disuplai dalam negeri tidak lebih dari 500 ribu-750 ribu per tahun. Jadi 80-90 persen kebutuhan kedelai nasional diimpor dari pasar internasional," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id