Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Thailand

Ade Hapsari Lestarini • 03 April 2024 21:39
Jakarta: Thailand memiliki sektor manufaktur yang mapan, khususnya di industri elektronik, peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif. Sektor ini telah aktif sejak 1980an dan dengan hadirnya perusahaan multinasional asing, menjadikan negara tersebut patut diperhitungkan di kawasan Asia.
 
Selama bertahun-tahun, Thailand telah berhasil membangun infrastruktur manufaktur yang kuat sesuai standar Asia Tenggara. Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan.
 
Lalu, bagimanakah peluang pasarnya serta kemungkinan kerja sama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Indonesia? Hal inilah yang akan diungkap dalam event "Thailand Industrial Business Matching", yang diselenggarakan oleh Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, 2 Mei 2024.

Acara ini menyediakan sarana untuk pertemuan tatap muka antara pengusaha Thailand dan Indonesia untuk menggali potensi dan peluang bisnis. Acara ini dihadiri oleh sekitar 19 pengusaha Thailand dari berbagai sektor, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.
 
Sementara dari Indonesia, event ini didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (Gabel), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.
 
"Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama. Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha untuk menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada," ujar Direktur Thai Trade Center Jakarta, Hataichanok Sivara, dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 April 2024.
 
Agenda ini juga berfungsi sebagai platform untuk memperkuat aliansi strategis, memfasilitasi dialog antara pemimpin industri, dan menjajaki kerjasama yang lebih mendalam tentang dinamika pasar. Pihak-pihak terkait dari Thailand dan Indonesia akan berkumpul untuk mengeksplorasi peluang kerja sama, menjajaki potensi pasar, dan merancang strategi untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing demi pertumbuhan dan keberhasilan bersama.
 
 
Baca juga: Produk dan Budaya Nusantara dalam Indonesia Fair 2023 di Thailand
 

Perekonomian Thailand dan industri konstruksi


Sektor konstruksi memainkan peranan penting dalam perekonomian negara karena juga menjadi basis pertumbuhan sektor-sektor lainnya. PDB dari sektor konstruksi telah meningkat selama bertahun-tahun, yang menandakan semakin pentingnya sektor ini. Hal ini berkontribusi pada perluasan pasar konstruksi komersial dan residensial serta real estat di Thailand.
 
Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD34,05 miliar pada 2029, tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari lima persen selama periode perkiraan (2024-2029).
 
Menurut Hataichanok Sivara, pertumbuhan industri konstruksi sebagian dipengaruhi oleh permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya.
 
Saat ini, pemerintah Thailand bertujuan untuk membentuk beberapa wilayah menjadi zona ekonomi khusus yang berfokus pada pertumbuhan industri. Kebijakan ini berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan konstruksi yang lebih besar di Thailand.
 
 
Baca juga: Mendag Ajak Thailand Dorong Penguatan Harga Karet
 

Tinjauan industri otomotif Thailand


Thailand, dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, tengah menjadi pusat perhatian dalam industri otomotif. Proyeksi PDB yang menjanjikan, dengan CAGR 5,4 persen dari 2021 hingga 2025, membawa potensi pertumbuhan lebih lanjut dalam industri ini, dengan estimasi mencapai nilai USD632 miliar pada akhir periode tersebut.
 
Analisis komposisi pasar otomotif Thailand mengungkapkan keberadaan sekitar 1.800 perusahaan di sektor ini, termasuk beberapa perusahaan besar, serta sekitar 700 produsen suku cadang otomotif Tier 1, dan lebih dari 1.000 produsen Tier 2 dan 3. Kehadiran yang kuat dari sektor ini bukan hanya mencerminkan luasnya rantai pasokan otomotif saat ini, tetapi juga menunjukkan kesiapan untuk pertumbuhan lebih lanjut berkat struktur pasar yang dinamis.
 
Hataichanok Sivara mengatakan faktor-faktor seperti infrastruktur yang terus berkembang, dukungan pemerintah terhadap industri otomotif, serta penetrasi pasar yang terus meningkat membuat Thailand menjadi destinasi yang menarik bagi produsen kendaraan dan suku cadang otomotif.
 
Dengan potensi pertumbuhan yang kuat, disertai dengan infrastruktur yang solid dan dukungan pemerintah, Thailand membuka peluang bagi para pemangku kepentingan di industri otomotif untuk berinvestasi dan berkembang. Inovasi, kolaborasi, dan adaptasi terhadap perubahan pasar menjadi kunci bagi kesuksesan di dalam lingkungan bisnis yang dinamis ini.
 
Thailand terbukti tidak hanya sebagai pemain regional yang signifikan, tetapi juga sebagai aktor global yang berpengaruh dalam industri otomotif. Potensi Industri AC Pasar pendingin udara Thailand bernilai USD1,6 miliar pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh dengan cepat dalam periode perkiraan CAGR sebesar 5,93 persen hingga 2029.
 
Pasar AC Thailand telah berkembang dan berinovasi secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Kehadiran AC sangat penting untuk menjaga kenyamanan di rumah, kantor, dan berbagai ruang komersial. Pasar AC Thailand dicirikan oleh beragam produk, termasuk unit jendela, sistem tipe terpisah, AC portabel, dan banyak lagi.
 
Pasar AC dan refrigeration machine Thailand tidak hanya didorong oleh permintaan perumahan tapi juga sektor komersial dan industri, termasuk hotel, pusat perbelanjaan, dan fasilitas manufaktur. "Pasarnya terus berkembang dengan inovasi dalam teknologi pendingin menjadikannya industri yang dinamins dan kompetitif," jelas Hataichanok Sivara.
 
Adapun akan ada dua agenda terkait ini, yakni EH 98-100 BITEC, Bangkok, Thailand, 4 -7 September 2024. Yang pertama "Bangkok RHVAC", The 13th Bangkok Refrigeration, Heating, Ventilation and Air-Conditioning Exhibition. Kemudian "Bangkok E&E" The 9th Bangkok Electric & Electronics 2024 (Bangkok E&E), sebuah pameran barang-barang listrik dan elektronik terbaru Thailand, yang akan menampilkan perkembangan terkini di bidang kelistrikan dan elektronika yang berkaitan dengan penghematan energi.
 
Thailand Industrial Business Matching ini siap mempercepat upaya-upaya ini, membuka jalan bagi kemitraan yang saling menguntungkan antara dua negara, Thailand dan Indonesia, dalam bidang keunggulan industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan