Pelatihan ini diikuti 40 orang petani tebu mitra binaan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan dibuka oleh Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mahmudi didampingi Direktur PT LPP Agro Nusantara Pranoto Hadi Raharjo.
"Untuk mewujudkan cita-cita swasembada gula sangat membutuhkan sinergitas dari petani tebu, perusahaan, dan dinas perkebunan terkait," ujar Mahmudi, dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 Februari 2024.
Program ini merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PTPN III (Persero) dengan sasaran Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 17. PTPN III (Persero) berharap mitranya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif tidak hanya dalam ranah ekonomi, tetapi juga dalam aspek sosial dan lingkungan.
"Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi petani tebu, tetapi juga mendukung visi keberlanjutan jangka panjang yang merangkul prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan," tambah Mahmudi.
Kegiatan ini merupakan salah satu program pembinaan dan pengembangan yang penting peranannya bagi petani tebu rakyat. Karena untuk mencapai hasil yang baik, diperlukan pembinaan dan pengembangan yang intensif, demi terwujudnya keberlanjutan suatu usaha perkebunan.
"Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan akses pengetahuan, baik itu teknik budi daya, penguatan kelembagaan, dan kemitraan melalui sebuah pelatihan dan pengembangan dalam rangka untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku usaha tebu rakyat, dalam hal ini petani tebu mitra," ucap Mahmudi.
Baca juga: Cara Petani Kalbar 'Contek' Strategi Percepatan PSR Sawit Riau |
Optimalkan produksi perusahaan
PTPN III (Persero) terus berupaya mengoptimalkan pencapaian produksi perusahaan melalui program pengembangan petani tebu rakyat, dengan pola kemitraan bersama dalam pembangunan perkebunan yang sinergis dan mendorong tercapainya produktivitas optimal. Sehingga, dapat menjaga keberlangsungan rantai pasok serta keberlanjutan suatu usaha perkebunan.
Wadah kemitraan, lanjut Mahmudi, menjadi salah satu upaya dalam mencapai suatu
tujuan yang sama antara petani rakyat dan perusahaan perkebunan agar terwujud suatu
industri tebu yang berkelanjutan.
"Kemitraan merupakan elemen penting dalam industri tebu, karena terkait aspek persaingan usaha dan keberlanjutan industri tebu ke depan, serta merupakan kunci dasar kekuatan dalam peningkatan daya saing," imbuh dia.
Selama kegiatan pelatihan, para petani tebu mitra dibekali pengetahuan dari aspek hard kompetensi, yaitu standar teknis budi daya tebu dan mekanisasi. Sedangkan aspek soft kompetensi, antara lain yakni terkait kemitraan komunikasi sosial dalam industri tebu, serta membangun jiwa kewirausahaan dan peningkatan kelembagaan tebu rakyat.
Sebagai penutup, kegiatan tersebut diisi dengan outing class untuk membangun pengembangan karakter petani tebu. Seluruh materi pelatihan disampaikan oleh Subject Matter Expert PT LPP Agro Nusantara yang telah berpengalaman di bidangnya.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petani dalam berbudidaya tanaman tebu yang baik, meningkatkan karakter positif dan kemampuan bermitra dengan stakeholders, serta menguatkan jalinan kemitraan antar perusahaan dan petani tebu rakyat, dalam rangka mendukung keberlanjutan industri tebu nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News