"Kolaborasi jangka panjang ini dimulai pada 2021 dan telah diimplementasikan pada pekebun swadaya di Labuhanbatu, Sumatra Utara," ucap General Manager Project & Program Musim Mas Group, Rob Nicholls di Jakarta Selatan, Kamis, 17 Oktober 2024.
Perkebunan regeneratif menjadi peran dalam perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Hal ini karena praktik perkebunannya meningkatkan kesehatan tanah serta mengurangi erosi tanah, limpasan air, emisi gas rumah kaca dan kebocoran nitrogen.
Baca juga: Jokowi Dorong Komunitas Kelapa Bersinergi Wujudkan Ekonomi Hijau |
Pekebun swadaya kunci masa depan industri kelapa sawit
Rob mengatakan, BIPOSC ingin mencapai rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan melalui penerapan praktik perkebunan regeneratif, model agroforestri yang diadaptasi secara lokal, dan perlindungan ekosistem. Sehingga, hal tersebut diharapkan menjadi solusi menciptakan rantai pasok minyak kelapa sawit bebas deforestasi.
BIPOSC mengadopsi praktik yang sudah distandarkan dan bersifat non-profit dalam pelaksanaannya. Serta, target pekebun swadaya kelapa sawit yang bernaung di bawah Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu (APSKS LB), Sumatra Utara.
"Bagi Musim Mas, pekebun swadaya merupakan kunci untuk masa depan industri kelapa sawit berkelanjutan," ucap Rob.
Menurut Rob, telah memiliki program pemberdayaan pekebun swadaya terbesar di Indonesia sejak 2015. Namun kolaborasi tersebut dipercaya dengan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas.
Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pekebun swadaya. Khususnya kemampuan pengelolaan lahan serta alternatif pendapatan untuk mencapai keberlanjutan pada rantai pasok kelapa sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News