OYO sebagai travel-tech company. Foto: OYO.
OYO sebagai travel-tech company. Foto: OYO.

OYO Siapkan Strategi Khusus di 2023

Arif Wicaksono • 09 November 2022 20:06
Jakarta: Pasang surut industri pariwisata akibat pandemi memberikan dampak signifikan bagi pelaku industri, termasuk OYO sebagai travel-tech company. Meskipun di tengah tantangan industri tersebut, OYO resmi beroperasi selama empat tahun di Indonesia dan berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif sebesar 15 kali lipat dan menarik lebih dari 13 juta pelanggan.
 
baca juga: Pariwisata Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB hingga 7,10%

Hingga Oktober 2022, tercatat secara total OYO telah memiliki lebih dari 3.400 properti dan 48 ribu kamar di lebih dari 160 kota seluruh Indonesia. Capaian tersebut didukung oleh dua hal utama, yaitu adopsi layanan berbasis digital baik bagi pelanggan maupun mitra bisnis, serta kolaborasi dengan mitra penginapan untuk bersama-sama melewati tantangan industri.
 
Country Head OYO Indonesia Agus Hartono Wijaya mengungkapkan OYO terus bergerak agar dapat bertahan dan menjadi pemimpin industri perhotelan di Indonesia dengan menghadirkan berbagai inisiatif untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan dan mitra bisnis penginapan.
 
"Lewat inisiatif yang berfokus pada adopsi teknologi, kami berhasil meningkatkan pertumbuhan bisnis secara positif.” kata dia dikutip dari keterangan pers, Rabu, 9 November 2022.

Dia mengatakan minat masyarakat pun untuk bepergian kian meningkat seiring dengan perkembangan pandemi yang semakin kondusif. Hal ini tercermin dari sektor pariwisata yang menunjukkan tren positif, berdasarkan data dari BPS terdapat kenaikan tingkat hunian kamar hotel selama September 2022 menjadi 50,02 persen.
 
Kondisi ini pun menjadi momentum bagi pelaku industri perhotelan, untuk turut kembali menggairahkan sektor pariwisata. Terlebih lagi, dalam transisi pandemi menuju pascapandemi tren pariwisata bagi para pelancong akan mengalami perkembangan dengan berfokus pada pariwisata berkelanjutan, tren kerja hybrid, serta pariwisata olahraga.
 
Guna turut menggairahkan kembali sektor pariwisata, OYO menyiapkan tiga strategi untuk menavigasi momentum pemulihan industri pariwisata dan perhotelan pasca pandemi serta memperkuat kembali fundamental bisnis OYO akibat dampak pandemi. Tiga strategi OYO di masa pascapandemi, meliputi:


Memaksimalkan potensi pasar lokal


Mengingat minat masyarakat Indonesia untuk berwisata semakin meningkat seiring dengan tren pariwisata saat ini, memberikan potensi bagi OYO untuk meningkatkan hunian dan memperluas jangkauan pasar lokal.
 
Oleh karena itu, OYO mendorong para mitra bisnis penginapan untuk melakukan pemasaran melalui berbagai saluran digital aplikasi OYO, Agen Perjalanan Online (OTA), standarisasi fasilitas dan layanan mitra bisnis, serta memperkuat integrasi teknologi ke dalam manajemen operasional.


Gencar inovasi berdasarkan kebutuhan pasar


Untuk memenuhi kebutuhan pasar di masa pascapandemi, OYO melihat inovasi teknologi sebagai strategi utama. Melalui teknologi imersif, OYO akan memberikan pengalaman dengan nilai tambah bagi pelanggan dari awal pemesanan kamar hingga pelanggan meninggalkan penginapan.

Memperkuat kolaborasi dengan stakeholder industri pariwisata dan perhotelan


Dalam membangkitkan industri pariwisata dan perhotelan, OYO tidak dapat berjalan sendirian. OYO melihat kolaborasi menjadi kunci utama dalam meningkatkan potensi pariwisata, khususnya pariwisata lokal. Proses digitalisasi pariwisata domestik ini didukung oleh sistem yang membantu mitra bisnis penginapan di wilayah-wilayah kecil untuk mengelola bisnis mereka secara efisien melalui sistem teknologi OYO.
 
Empat tahun beroperasi, Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi OYO secara global. Lebih lanjut, tiga strategi OYO memperkuat pasar Indonesia menunjukkan komitmen OYO terhadap Indonesia, yang merupakan salah satu pasar prioritas bagi OYO secara global.
 
Global CBO & CEO SEAME of OYO Ankit Tandon turut menjelaskan Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi OYO Global. "Sebagai salah satu alasannya, Indonesia adalah salah satu pasar yang paling matang dalam hal skala dan unit ekonomi. Oleh karena itu, kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi dan proposisi yang unik bagi OYO," jelas dia.
 
Dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, terutama dalam kondisi yang tidak terduga selama pandemi, OYO Indonesia telah berhasil memposisikan diri sebagai salah satu dari empat pasar prioritas utama OYO global yakni India, Indonesia, Malaysia, dan Eropa.
 
Dalam memperkuat posisi OYO di industri pariwisata dan perhotelan Indonesia, OYO terus berupaya untuk berikan teknologi yang imersif dan berkontribusi dalam memenuhi target pemerintah. Salah satunya target untuk memiliki 1,2 juta hingga 1,5 juta perjalanan domestik di 2023, terlebih lagi hari libur nasional telah diumumkan.
 
Lebih lanjut, selama masa transisi pandemi menuju pascapandemi, OYO melihat adanya pergeseran tren wisatawan dalam hal menginap. Sebelum pandemi, wisatawan rata-rata menginap selama 1-3 hari per pemesanan. Namun, selama masa pandemi, wisatawan lebih memilih durasi menginap yang panjang sekitar 5-7 hari. Kini, ketika memasuki masa transisi pasca pandemi, tren kembali normal dengan durasi menginap selama 1-3 hari.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan