Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, sebagai motor penggerak kemajuan birokrasi, ASN dituntut lebih dinamis, fleksibel, cepat, tepat, produktif, dan lincah dalam menjawab tantangan dan proses aktualisasi pelayanan.
"Generasi ASN yang diharapkan mampu bergerak cepat adalah ASN milenial yang digadang-gadang menjadi generasi yang cepat, sigap, melek digital, dan tangguh," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 6 November 2022.
Menurutnya, posisi dan peran ASN milenial sangat diuji dan dibutuhkan, demi menjawab tantangan demi tantangan dunia yang terus berkembang. ASN milenial dituntut untuk dapat meningkatkan kapasitasnya karena ASN memiliki kontribusi besar dalam menentukan arah pembangunan.
"Sebagai pihak yang mendapat amanah undang-undang pelayanan publik, ASN harus dapat selalu beradaptasi, mengubah cara kerja, menjadi katalis dan motor penggerak, serta mengembangkan kapasitasnya dalam bidang digital agar dapat memberi pelayanan prima kepada masyarakat," paparnya.
Adi menjelaskan, ASN memiliki hak pengembangan kompetensi sebesar 20 Jam Pelajaran (JP). Hal ini sesungguhnya dinilai kurang jika dibandingnkan dengan jumlah JP yang diprogramkan bagi ASN di negara-negara maju. Pengembangan kompetensi adalah hak yang tidak bisa ditawar dan harus diberikan bagi seluruh ASN.
Ia mengungkapkan, sering kali para atasan belum mengetahui tugas dan tanggung jawab manajerial tersebut dan melimpahkan keputusan terkait ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Daerah (BPSDM/D) di masing-masing satuan kerja.
"Hal ini yang saya nilai tidak pas. Sebagai pimpinan, harus mengetahui gap kompetensi masing-masing pegawai agar bisa merencanakan pengembangan kompetensi yang baik dan terarah. Saat ini, kita masih sibuk dengan pola recruitment," ujar dia.
Baca juga: LAN Dorong Perbaikan Kualitas Kebijakan dan Birokrasi yang Profesional |
Data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) per Juni 2022 jumlah PNS di seluruh Indonesia sebesar 3,9 juta orang. Dari jumlah ini, komposisi PNS milenial sebesar 40 persen dari total tesebut yang diisi oleh para generasi X, Y, dan milenial Z sebagai hasil bonus demografis Indonesia.
"Kita harus memperbaharui sistem. Bagaimana yang muda-muda ini punya fast track dan cepat mencapai tingkat yang lebih tinggi. Mengapa tidak jika anak-anak muda dalam hal ini ASN Milenial menjadi pemimpin? Paradigma kita harus diubah," ungkap Adi.
Adi juga mempertegas bahwa mewujudkan pemimpin muda dibutuhan pengembangan kompetensi yang tepat. Hal tersebut dapat terjawab melalui koordinasi antara Badan Kepegawaian Daerah (BKD) bernomenklatur Badan Kepegawaian Aceh (BKA) dan BPSDM.
Sosialisasi ASN Talent Management diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Kader Aparatus Sipil Negara (Pusbangkader ASN) dengan memaparkan karakteristik ASN milenial, pola-pola pengembangan ASN milenial, dan output yang akan dikontribusikan kepada dunia birokrasi dan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News