"Gas dengan minyak mentah itu jadi satu pricing harganya, karena dalam perminyakan itu mencari minyak dan gas biayanya sama. Secara teori jika harga minyak mentah naik, gas ikut naik," kata Kurtubi dalam tayangan Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa, 1 Maret 2022.
Indonesia semula menjadi negara produsen minyak dan gas (migas). Kini Indonesia merupakan negara pengimpor migas tertinggi, terutama elpiji.
"Menurut statistik itu 80 persennya di impor. Padahal, potensi cadangan gas di Indonesia sangat besar yang belum dikembangkan dan diolah," kata Kurtubi.
Contohnya cadangan di Natuna utara yang ditemukan sejak 40 tahun. "Belum dikembangkan sampai kini," tutur Kurtubi
Pengelolaan migas di Indonesia, kata Kurtubi, masih kurang tepat. Tata kelola yang bermasalah sejak lama ini pun masih dipertahankan pemerintah. Hal ini terlihat akibat lambatnya respons pemerintah dalam mengolah dan memanfaatkan cadangan gas yang berada di Indonesia.
"Pemerintahan kita ini sudah tau pengelolaan migas kita tidak benar tapi dipertahankan,"
Kurtubi menyebut harga minyak dan gas di Indonesia sangat tergantung kondisi harga minyak mentah dunia jika tata kelola ini tak segera dibenahi. Akibatnya, berefek domino kepada anggaran.
"Kalau harga elpiji dunia naik tapi harga elpiji di Indonesia tidak ikut naik, subsidi akan membengkak. Jika harga dinaikan tapi yang dinaikan hanya nonsubsidi, yang subsidi tidak dinaikan," tutup Kurtubi. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News