"Dampaknya pada ekonomi cukup besar, karena Lumajang termasuk lumbung pangan Jatim, di sana banyak komoditas pertanian dan perkebunan yang menjadi komoditas andalan, di antaranya padi, kopi, tembakau, jagung, cabe dan tebu," kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, dilansir dari Antara, Senin, 6 Desember 2021.
Selain itu, kata pengusaha asal Kota Batu ini, juga buah-buahan seperti pisang dan mangga, serta untuk Malang ada sayur-sayuran, buah dan bunga yang pasti mati apabila komoditas itu terkena abu vulkanik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Begitu juga dengan sektor peternakan dan pertambangan. Sebab, potensi peternakan Lumajang dan Malang juga cukup besar. Selain penggemukan sapi, di sana juga banyak populasi sapi perah yang menjadi pemasok beberapa industri susu besar," katanya.
Untuk tambang, dia menyebut, di Kabupaten Lumajang banyak terdapat tambang pasir, yang saat ini terhenti. "Pasir Lumajang terkenal memiliki kualitas bagus dan dikirim ke beberapa daerah di seluruh Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, dan lainnya. Tetapi setelah adanya letusan, produksinya pasti akan melimpah," urainya.
Nominal kerugian
Terkait nominal kerugian, Adik mengaku belum bisa memastikan berapa besar kerugian di sektor ekonomi, karena dampak letusan belum berhenti. "Belum tahu secara pasti berapa kerugiannya. Karena nilai kerusakan dan kerugian masih dalam kajian. Tetapi untuk saat ini kami konsentrasi pada penanganan bencana dan bantuan," katanya.Namun, dia meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan perbaikan jalur distribusi yang putus akibat letusan tersebut, karena menjadi kendala utama untuk mengembalikan pergerakan ekonomi.
"Jalur distribusi dari Lumajang ke Malang terputus karena jembatan Gladak Perak kecamatan Pronowijoyo yang menghubungkan Lumajang-Malang putus, ini perlu segera dilakukan perbaikan untuk mengembalikan pergerakan ekonomi," pungkasnya.