Sebagai bagian dari pilar go expand, Pertamina Patra Niaga gencar memasarkan produknya di pasar luar negeri, salah satunya adalah avtur yang merupakan bahan bakar pesawat terbang.
Adapun ekspansi bisnis Avtur telah dilakukan sejak 2014. Menggunakan model contracting company delivering company atau dikenal dengan Conco Delco, Pertamina Patra Niaga memasarkan produk avtur ke industri aviasi. Secara total Pertamina Patra Niaga telah melayani kebutuhan avtur di 128 lokasi di dunia yang tersebar di 47 negara.
"Sejak 2014, melalui skema Conco Delco kami terus meningkatkan penyaluran avtur di luar negeri, dengan total penyaluran Avtur tertinggi mencapai lebih dari 700 ribu kiloliter (KL) pada 2019," kata Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting melalui keterangan resmi, Selasa, 12 Oktober 2021
Penyaluran avtur sejak 2014 melalui kemitraan strategis ini pun tidak hanya terpusat di regional Asia Tenggara, namun hingga Eropa dan Timur Tengah.
Pada 2020, tercatat volume penyaluran tertinggi berada di Thailand yang mencapai 20 persen dari total penyaluran Avtur di luar negeri, disusul Jepang mencapai lebih dari 14 persen. Untuk di Eropa dan Timur Tengah, tepatnya di Belanda dan Arab Saudi penyalurannya hampir mencapai delapan persen dari total penyaluran internasional.
Selain itu, tercatat pada 2020, dari lima maskapai dengan volume penyaluran Avtur tertinggi, dua di antaranya adalah maskapai yang berasal dari Filipina dan Jepang.
"Ini membuktikan bahwa jejak layanan Avtur Pertamina telah diakui dan dapat bersaing dengan berbagai perusahaan di industri aviasi," tambah Irto.
Meski tidak dapat dipungkiri, sejak pandemi covid-19 melanda dan memukul industri penerbangan, penyaluran avtur juga mengalami penurunan permintaan. Namun lanjut Irto, momentum ini dimanfaatkan perusahaan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan avtur di luar negeri. Sehingga ke depannya perseroan bisa terus memperluas jaringan bisnis avtur.
Keberhasilan Pertamina Group untuk berekspansi di banyak negara juga sejalan dengan visi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang menginginkan perusahaan pelat merah itu bisa menembus ke level 50 top perusahaan dunia. Apalagi, Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang tembus dalam daftar Fortune Global 500 pada 2021.
Erick mengatakan tidak henti memacu Pertamina agar makin meningkatkan kinerjanya dan mampu bersaing dengan kompetitor di level dunia. Sebab, menurut Erick, Pertamina memenuhi segala prasyarat baik dari sisi kualitas dan kapabilitas yang bisa menunjang menjadi perusahaan besar dunia.
"Benchmark kita haruslah tinggi. Jadi tidak cukup sekadar top 500, kita bisa lebih baik lagi. Mimpi kita bahwa Pertamina bisa menjadi 50 perusahaan terbesar di dunia," tutur Erick.
Senada, Executive Director ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai Pertamina memiliki modal yang lengkap untuk mewujudkan visi menjadi world class company atau perusahaan kelas dunia. Bisnis Pertamina didukung oleh instrumen di berbagai sektor mulai dari hulu, hilir, hingga energi baru terbarukan (EBT).
Selain itu, lanjut Komaidi, Pertamina memiliki aset yang sangat besar sekitar Rp1.600 triliun dengan perputaran cash flow per tahun sekitar Rp800 triliun hingga Rp1.000 triliun.
"Jadi bekalnya sudah cukup, instrumennya sudah punya semua. Ada potensi yang cukup besar untuk menjadi perusahaan energi dunia," jelas Komaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id