"Pelaku usaha muda harus menciptakan disrupsi ekonomi digital dan harus bisa menciptakan nilai tambah di Indonesia," ujarnya dalam Digital Technopreneur Festival (DTF) 2021 dikutip Sabtu, 20 November 2021.
Lutfi melanjutkan, pada 2020 ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar USD44,0 miliar dan akan tumbuh delapan kali lipat menjadi USD323,6 miliar pada 2030. Artinya, akan tumbuh enam kali lebih besar dibanding Malaysia, tujuh kali lebih besar dibanding Filipina, sembilan kali lebih besar dibanding Singapura, dan empat kali lebih besar dari Vietnam.
"Jika indeks per kapita naik dari USD162,8 per kapita menjadi sama dengan Malaysia sebesar USD1.403,1 per kapita, maka ekonomi digital Indonesia tumbuh menjadi USD417 miliar. Ini merupakan salah satu yang paling besar," terangnya.
Adapun terkait tren ke depan di antaranya 5G, Internet of Things (IoT), blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing akan mengubah dan mempengaruhi hidup masyarakat Indonesia.
"Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Teknologi pertanian (agritech), teknologi keuangan (fintech), teknologi Pendidikan (edutech), dan teknologi kesehatan (healthtech) akan berubah selamanya dan ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang,” kata dia.
Adapun pada 2020 ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (GDP) sekitar Rp15.400 triliun atau setara USD 1,1 triliun dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara Rp24.000 triliun-Rp30.000 triliun.
Pertumbuhan terbesar sebesar 34 persen berasal dari perdagangan secara elektronik dengan nilai sekitar Rp1.908 triliun atau USD120 miliar.
Namun, yang tak kalah penting, kata Lutfi, adalah bidang pendidikan sebesar tiga persen dengan nilai Rp160 triliun dan kesehatan sebesar delapan persen dengan nilai sekitar Rp476 triliun. Dua hal tersebut, menurut Lutfi sangat penting karena membantu generasi emas (golden generation) dan generasi penerus Indonesia.
"Pendidikan sangat penting, hari ini, lulusan SMA hanya 60 persen dari angkatan kerja. Di masa yang akan datang harus dikonversi menjadi 99 persen. Untuk mengejar hal tersebut, harus didukung teknologi pendidikan,” jelasnya.
Terkait kesehatan, lanjutnya, setiap dokter yang lulus harus menanggung 600 pasien baru. “Oleh sebab itu, kita harus mendapatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan kepada angkatan kerja muda," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id