Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan untuk memberikan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 kepada tiga BUMN dengan nilai Rp33,9 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan modal negara tersebut ditujukan untuk PT Waskita Karya Tbk sebesar Rp7,9 triliun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar Rp7 triliun, dan PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 19 triliun.
"Untuk 2021 ini ada PMN tambahan, tentu anggota dewan sudah mengerti secara detail kenapa ada angka ini," ucap Erick mengawali pembahasan mengenai PMN dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI, Kamis, 8 Juli 2021
Ia merinci, alokasi PMN Waskita Karya tersebut akan digunakan sebagai permodalan dalam rangka restrukturisasi. Sebelumnya Waskita mengambil alih sejumlah ruas tol di ruas tol Trans Jawa. Aksi tersebut membutuhkan modal yang cukup besar dengan keuangan yang terbatas.
"Tentu hal ini ada konsekuensi dari permodalannya sendiri. Itu tentu sangat terbatas. Apalagi, ada penugasan tambahan di tol Sumatra yang memang waktu itu banyak memakai ekuitas Waskita sendiri," tuturnya.
Kemudian untuk KAI, PMN akan digunakan untuk pengerjaan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek dan Kereta Cepat. Kedua proyek tersebut masing-masing telah mencapai 80 persen dan 78 persen.
Sementara PMN untuk Hutama Karya, digunakan untuk tambahan dukungan pembangunan jalan tol Trans Sumatra.
"Penugasan dalam rangka menjalankan Proyek Strategi Nasional LRT sebesar Rp2,7 triliun dan pemenuhan base equity Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) sebesar Rp4,3 triliun," papar Erick.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan modal negara tersebut ditujukan untuk PT Waskita Karya Tbk sebesar Rp7,9 triliun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar Rp7 triliun, dan PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 19 triliun.
"Untuk 2021 ini ada PMN tambahan, tentu anggota dewan sudah mengerti secara detail kenapa ada angka ini," ucap Erick mengawali pembahasan mengenai PMN dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI, Kamis, 8 Juli 2021
Ia merinci, alokasi PMN Waskita Karya tersebut akan digunakan sebagai permodalan dalam rangka restrukturisasi. Sebelumnya Waskita mengambil alih sejumlah ruas tol di ruas tol Trans Jawa. Aksi tersebut membutuhkan modal yang cukup besar dengan keuangan yang terbatas.
"Tentu hal ini ada konsekuensi dari permodalannya sendiri. Itu tentu sangat terbatas. Apalagi, ada penugasan tambahan di tol Sumatra yang memang waktu itu banyak memakai ekuitas Waskita sendiri," tuturnya.
Kemudian untuk KAI, PMN akan digunakan untuk pengerjaan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek dan Kereta Cepat. Kedua proyek tersebut masing-masing telah mencapai 80 persen dan 78 persen.
Sementara PMN untuk Hutama Karya, digunakan untuk tambahan dukungan pembangunan jalan tol Trans Sumatra.
"Penugasan dalam rangka menjalankan Proyek Strategi Nasional LRT sebesar Rp2,7 triliun dan pemenuhan base equity Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) sebesar Rp4,3 triliun," papar Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News