"Selama PPKM darurat ini potensi kehilangan pendapatan pusat perbelanjaan dari seluruh 350 di seluruh Indonesia itu ada potensi pendapatan hilang Rp5 triliun per bulan," kata Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 22 Juli 2021.
Ia merinci, untuk wilayah Jawa-Bali saja ada 250 pusat perbelanjaan yang akan kehilangan pendapatan sekitar Rp3,5 triliun. Namun, jumlah kehilangan pendapatan ini belum termasuk pengeluaran yang tetap harus dibayarkan selama PPKM darurat ini.
"Itu angka pendapatan, tetapi itu kehilangan pendapatan. Tetap ada pengeluaran tiap bulan, jadi akan kehilangan pendapatan tapi tambah pengeluaran," ungkapnya.
Alphonzus menambahkan, situasi pandemi yang berkepanjangan ini membuat banyak ritel modern kewalahan. Dengan perjuangan yang berat selama 2020, mereka juga belum bisa kembali beroperasi normal sampai dengan semester I tahun ini.
"Memasuki 2021 sudah tidak ada dana cadangan lagi, sudah berat. Ini lah kenapa semester I masih baik tetapi pusat perbelanjaan masih defisit, karena maksimal pembatasan 50 persen, tidak bisa ada biaya operasional sebetulnya," ujar dia.
Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah untuk memberikan bantuan kepada pelaku pusat perbelanjaan ini. Apalagi menurut dia, saat ini para pelaku usaha sudah tidak bisa bertahan sendiri menghadapi tekanan akibat pandemi covid-19 ini.
"Kami bukan tipe yang cengeng, kalau memang kemampuan kami akan bertahan sendiri, sekarang kondisinya sudah sangat berat sendiri. Yang kami khawatirkan PPKM darurat ini bisa berkepanjangan, karena kami melihat lonjakan kasus covid ini sudah berulang kali terjadi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id