Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Kinerja Ekonomi dan Efisiensi Bisnis Dongkrak Peringkat Daya Saing RI

Annisa ayu artanti • 02 Agustus 2023 16:47
Jakarta: Indonesia menempati peringkat daya saing ke 34 dari total 64 negara di seluruh dunia. Peringkat ini mengalami peningkatan yang signifikan dari posisi tahun sebelumnya yang hanya menempati posisi ke 44. 
 
Menurut hasil riset World Competitiveness Ranking 2023 yang dilakukan oleh Institute for Management Development (IMD) Swiss dan Lembaga Management FEB UI dikutip Rabu, 2 Agustus 2023, di tengah masa pemulihan pascapandemi dan ketidakpastian global, peringkat ini mengalami kenaikan signifikan. 
 
Hasil penilaian peringkat tersebut didasarkan pada analisis data kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan 2022, serta penilaian para pelaku usaha terkait persepsi kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi.
 
Tim riset menggunakan metode penilaian daya saing didasarkan dari penilaian empat komponen yaitu kinerja perekonomian, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. 
 
Kenaikan peringkat terlihat pada seluruh komponen yang dinilai. Komponen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah kinerja perekonomian dan efisiensi bisnis. Peringkat kinerja perekonomian mengalami kenaikan dari yang sebelumnya berada di posisi 42 menjadi 29 di 2023, naik sebesar 13 peringkat. 
 
Baca juga: Erick Thohir Dorong Entrepreneur Milenial Sukses di Pasar Global
 
Adapun faktor yang menjadi kekuatan pada komponen ini meliputi pertumbuhan PDB, kestabilan harga BBM, serta pertumbuhan ekspor dan investasi. Sementara kelemahan pada komponen ini adalah menurunnya lapangan pekerjaan di Indonesia.
 
Pada komponen efisiensi bisnis, Indonesia berada di peringkat ke 20 pada 2023 dari yang asalnya 31 di tahun sebelumnya. Peningkatan yang juga terbilang tinggi, dengan jumlah kenaikan 11 peringkat. 
 
Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan adalah pada pertumbuhan angkatan kerja, remunerasi profesional, tingkat produktivitas tenaga kerja, serta akses pada layanan keuangan. Seluruh sub-faktor pada komponen ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
 
Sementara itu, untuk efisiensi pemerintahan merupakan salah satu komponen dengan kenaikan peringkat yang tidak signifikan. Indonesia menempati peringkat ke 31 di tahun ini, dari yang sebelumnya berada di posisi ke 35, hanya mengalami peningkatan sebesar empat peringkat. 
 
Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan meliputi efektivitas APBN, kemudahan prosedur memulai bisnis, serta rasio cadangan mata uang asing per kapita. Sementara kelemahannya adalah pada penerimaan pajak, distribusi pendapatan, serta ketidakstabilan situasi politik. Komponen dengan peningkatan peringkat yang paling rendah adalah infrastruktur. 
 
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing, Perusahaan Ritel dan Online Terapkan Digitalisasi
 
Indonesia hanya berhasil naik satu peringkat dari 2022, dari yang asalnya berada di posisi ke 52, naik menjadi 51. Faktor yang menjadi kekuatan adalah komponen biaya telekomunikasi seluler, rasio pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), terjaganya jumlah paten yang dihasilkan, sebaran fasilitas layanan kesehatan, rasio pengguna komputer, serta efektivitas pengeluaran pada bidang kesehatan dan pendidikan.
 
Untuk menguatkan daya saing Indonesia pada tingkat global, LM FEB Universitas Indonesia menggagaskan lima poin prioritas untuk diimplementasikan yaitu mengawal reformasi pemerintahan secara persisten, percepatan pengembangan ekonomi luar Jawa, menyempurnakan infrastruktur digital, berkomitmen dalam transisi energi, dan mendukung pengembangan tenaga kerja berkompetensi tinggi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan