Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Peranginangin. Foto: dok PalmCo.
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Peranginangin. Foto: dok PalmCo.

Begini Cara Efektif Bikin Kinerja Industri Sawit Berkelanjutan

Ade Hapsari Lestarini • 21 Juni 2024 23:45
Medan: Ratusan petani kelapa sawit dari Provinsi Sumatra Utara dan Aceh mengikuti Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Pola Kemitraan yang diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara, Kamis, 20 Juni 2024. Sosialisasi/Bimtek tersebut diselenggarakan atas kerjasama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PTPN IV PalmCo dan didukung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan tersebut bertajuk "Pola Kemitraan Menuju Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat Berkelanjutan". Ketua Umum Aspekpir Indonesia mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada petani plasma, Pengurus KUD, dan Lembaga Petani yang ada di wilayah Sumatra Utara dan Aceh tentang pelaksanaan program PSR, kendala dan hambatannya dalam rangka percepatan. "Bagaimana program PSR ini telah berjalan dan bagaimana dukungan pemerintah terhadap kegiatan PSR, sehingga harapan kita semua nantinya, akan terjadi percepatan program PSR yang pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan petani," ujar dia, dikutip Jumat, 21 Juni 2024. Menurut dia, upaya peningkatan kesejahteraan petani sawit melalui program kemitraan dan PSR merupakan bagian dari praktik Jas Merah dalam industri kelapa sawit. Sebab, keberadaan petani sawit, khususnya dalam pembangunan kemitraan dengan perusahaan sawit, dimulai puluhan tahun lalu di era kepemimpinan Presiden Soeharto. "Kemudian berkembang sampai saat ini sehingga luas kebun sawit di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta hektare," ucap Setiyono. Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Peranginangin menegaskan jika PTPN IV PalmCo akan membantu pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat (PSR) melalui jalur kemitraan seluas 60 ribu hektare (Ha) dan melibatkan 120 ribu petani sawit mitra plasma. "Program ini akan dilaksanakan di seluruh wilayah kerja PTPN Group di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," ujarnya. Dia menjelaskan rencana besar tersebut dilakukan karena PTPN Group merupakan perusahaan pionir berkembangnya kebun sawit rakyat di Indonesia. "Progran PSR juga selalu masuk dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) PTPN Group. Kami sendiri menilai PSR ini adalah program yang sangat strategis," ujarnya. Menurut dia, PTPN Group setuju dengan sikap Pemerintah yang melihat PSR sebagai program keberpihakan negara kepada para petani sawit dan sekaligus sebagai upaya menuju pemulihan ekononi nasional karena kemampuan sektor kelapa sawit dalam menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Sunari menjelaskan hampir separuh (42 persen) perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah perkebunan petani swadaya. Pulau Sumatra dan Kalimantan memiliki luas lahan terbesar, selain juga wilayah Timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku dan Papua. Menurut data, katanya, dari total tutupan sawit yang ada, seluas 2,4 juta Ha perlu dilakukan Peremajaan. "Dibutuhkan strategi peningkatan kinerja sektor sawit seperti dukungan perbaikan rantai pasok petani rakyat, penyediaan layanan informasi kepada petani sawit rakyat, konsolidasi data luas lahan dan produksi sawit dan perluasan pasar ekspor," kata dia. Dia menegaskan jika industri sawit menghadapi berbagai permasalahan dari sektor hulu sampai dengan hilir. Untuk itu, Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keberlanjutan industri sawit, salah satunya dengan program-program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan