Sayangnya, Rektor President University Chairy menyebut, talenta yang dimiliki oleh Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Untuk itu, lembaga pendidikan didorong mampu mengombinasikan penyelenggaraan pendidikannya dengan pendekatan yang bersifat praktis.
“Dalam hal talenta yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN dan Asia Pasifik,” kata dia dalam ajang China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum dilansir, Selasa, 14 November 2023.
Merujuk pada laporan World Talent Ranking (WTR) yang dipublikasikan tahun 2023 oleh Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Swiss, Indonesia masih menempati peringkat ke-47. Sementara, negara tetangga, seperti Singapura menempati peringkat ke-8, atau Malaysia ke-33, dan Thailand ke-45.
Lima negara teratas ditempati oleh Swiss, disusul Luksemburg, Islandia, Belgia dan Belanda. Di kawasan Asia Pasifik, Hongkong menempati peringkat ke-16, Australia ke-18, Taiwan ke-20, Korea Selatan ke-34, dan China di peringkat ke-41.
Merujuk laporan WTR, Chairy mengungkapkan, negara-negara yang menempati peringkat atas menekankan betul pentingnya pelatihan profesional dan magang yang terintegrasi dalam sistem pendidikannya, ketimbang mata pelajaran yang bersifat akademis.
“Strategi itulah yang kini ditempuh pemerintah dengan mendorong pendidikan yang berbasis vokasi. Strategi lainnya, dengan meningkatkan anggaran dalam bidang pendidikan,” ujarnya.
Baca juga: Krakatau Posco Gandeng Kemenperin Cetak SDM Unggul di Industri Baja |
Terkait pelatihan profesional dan magang, Chairy menyebut, President University sudah menerapkannya sejak lama. Ia menjelaskan, sejak awal President University memang sudah merancang magang sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan yang dimulai dari mahasiswa angkatan pertama.
“Mengapa magang begitu penting bagi kami? Ilustrasinya sederhana. Kalau kita ingin bisa berenang, di mana tempat belajar yang paling tepat? Di kelas, atau di kolam renang? Lewat program magang, kami mendorong mahasiswa untuk langsung terjun ke “kolam renang”, yakni dengan magang di berbagai industri,” ungkap dia.
Dalam forum di Tiongkok tersebut, Chairy memaparkan konsep magang di President University yang terbagi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan dengan konsep dan pentingnya magang, serta didorong terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasah kemampuan kepemimpinannya.
Pada tahap kedua, mahasiswa belajar dari para praktisi bisnis dan alumni tentang sukses berkarir dan pentingnya membangun jejaring. Melalui tahap ini diharapkan mahasiswa mulai dapat memvisualisasikan karir seperti apa yang mereka harapkan di masa mendatang.
Tahap ketiga adalah ketika mahasiswa betul-betul menjalani program magangnya di perusahaan atau organisasi lainnya. Untuk mencapai kinerja terbaiknya, selama magang mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing dari President University dan dari pihak perusahaan atau organisasi.
“Oleh karena kinerjanya yang baik selama magang, banyak perusahaan yang tertarik untuk langsung merekrut mahasiswa tersebut. Itu sebabnya banyak mahasiswa President University yang sudah diterima bekerja, padahal yang bersangkutan belum lulus atau belum diwisuda,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News