Desain hunian di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Foto Istimewa.
Desain hunian di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Foto Istimewa.

Teka-teki Tarik Ulur Investor 'Bule' di IKN

Husen Miftahudin • 27 Desember 2023 15:01
Jakarta: Megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir masa kepemimpinannya. Jokowi, sang Bapak Infrastruktur, ingin meninggalkan jejak kepemimpinannya dengan membangun proyek prestisius tersebut.
 
Namun, pembangunan IKN Nusantara bukan perkara mudah. Butuh duit yang banyak untuk merealisasikan hal tersebut. Berdasarkan hitung-hitungan pemerintah, pembangunan IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), itu mencapai Rp466 triliun.
 
Lucunya, pemerintah ogah banyak-banyak mengeluarkan anggaran negara untuk pembangunan IKN Nusantara. Negara paling banyak merogoh kocek sebesar 20 persen dari total biaya pembangunan secara keseluruhan, atau sekitar Rp93,2 triliun.
 
Itu artinya, pembangunan IKN Nusantara lebih banyak melibatkan peran sektor swasta dan investasi asing. Kasarnya, IKN Nusantara 'dijual' secara sporadis ke swasta dan asing.
 
'Memangnya ada yang mau?'. Pertanyaan ini yang sering dilontarkan pengkritik Jokowi dan anak buahnya mewujudkan mimpi besar tersebut. Dengan dasar itu, Jokowi bersama anak buahnya 'habis-habisan' mempromosikan pembangunan IKN Nusantara ke dunia.
 
Promosi itu utamanya dilakukan Jokowi dan anak buahnya melalui event-event internasional. Tujuannya satu, biar swasta dan investor asing mau masuk dan merogoh kocek dalam untuk bersama-sama membangun IKN Nusantara.
 

Banyak yang minat

 
Promosi yang disampaikan Jokowi dan anak buahnya pun menuai kesuksesan besar, pada awalnya. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bahkan menyebutkan sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Uni Emirat Arab, berminat untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan IKN.
 
Perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia yang berpusat di Taiwan, Foxconn Technology Group (Foxconn) pun sama. Mereka berminat besar untuk berinvestasi pada pembangunan IKN Nusantara.
 
Bahkan, SoftBank, yang merupakan perusahaan telekomunikasi berbasis di Tokyo, menyatakan keinginannya untuk menanamkan investasi pada pembangunan IKN Nusantara sebanyak USD100 miliar.
 
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga pernah mengungkapkan, pembangunan IKN Nusantara berhasil menarik masuk investasi swasta.
 
Investor swasta lokal bahkan berbondong-bondong dan rela mengantre untuk masuk menjadi investor IKN. Ini terjadi karena pemerintah gercep (bergerak cepat) menyelesaikan infrastruktur dasar pembangunan IKN Nusantara.
 
Diketahui, mayoritas anggaran negara yang digelontorkan pemerintah untuk IKN Nusantara ditujukan untuk pembangunan infrastruktur dasar dan infrastruktur pendukung kawasan.
 
Baca juga: IKN Tarik Minat Investasi hingga Rp41,4 Triliun
 

Investor asing mundur

 
Jokowi bersama anak buahnya kaget bukan kepalang, ketika tiba-tiba sejumlah investor asing menyatakan mundur menanamkan modalnya pada pembangunan IKN Nusantara. Yang paling mengejutkan adalah SoftBank Group Corp.
 
SoftBank beralasan, batalnya berinvestasi di IKN Nusantara karena Arab Saudi tidak lagi berinvestasi di SoftBank Vision Fund. Softbank Vision Fund sendiri diluncurkan pada 2017 dan didukung oleh Arab Saudi dalam penghimpunan dana tahap pertama, namun di tahap kedua Arab Saudi tak lagi ikut.
 
Sementara menurut Bahlil, permintaan proposal dari SoftBank dinilai tidak menguntungkan bagi Indonesia. Ia mencontohkan tawaran dari Softbank yang dirasa tidak menguntungkan Indonesia, yakni menentukan internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian modal sendiri.
 
"Contoh nih ya, dia mau bangun, IRR ditentukan sendiri, nanti pemerintah tinggal sewa ke dia. Nggak fair (adil) dong, nggak cincai dong," tutur Bahlil pada akhir tahun lalu.
 
Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe kemudian menjelaskan lebih lanjut, mundurnya SoftBank sebagai calon investor pada proyek pembangunan IKN Nusantara lantaran ada persyaratan yang dinilai memberatkan pemerintah.
 
"Softbank itu mundur karena mereka itu ingin ada penduduk lima juta dan semua berlangganan dengan dia. Kalau tidak, dia tidak mau," tutur Dhony.
 
Sampai saat ini pun, Jokowi mengakui jika belum ada satu investor asing yang merealisasikan komitmen investasinya dalam pembangunan IKN Nusantara.
 
Meski demikian, Jokowi dan anak buahnya bakal 'mati-matian' untuk terus menyodorkan tawaran membangun IKN Nusantara kepada investor-investor global.
 

Anggaran IKN masih di bawah target

 
Diketahui, pembangunan IKN Nusantara yang memerlukan anggaran Rp466 triliun bersumber dari APBN sebanyak Rp89,4 triliun, kerja sama sebesar Rp253,4 triliun, serta BUMN dan BUMD Rp123,2 triliun.
 
Namun target dana dari kerja sama pemerintah dengan badan usaha dan swasta sekitar Rp253 triliun, baru terhimpun sebanyak Rp35,5 triliun.
 
Nilai ini merupakan realisasi dari dua tahapan peletakan batu pertama periode September dan awal November 2023. Apalagi, sampai saat ini belum ada investor asing yang secara langsung berinvestasi.
 
"Tetapi sampai saat ini yang riil untuk memulai (investasi) memang belum. Namun, dengan tumpukan LoI (Letter of Intent) sebesar itu, masak satu saja ndak. Saya kira akan banyak. Hanya kita dahulukan dulu investor di dalam negeri," sebut Jokowi beberapa waktu lalu.
 
Adapun, proyek yang sudah mulai dibangun di IKN (groundbreaking Tahap 1) seperti Pusat Pelatihan Sepakbola PSSI, Rumah Sakit Abdi Waluyo, Hotel Nusantara, dan Hotel Vasanta. Total nilai investasi ini mencapai Rp23 triliun.
 
Sementara proyek yang sudah mulai dibangun di IKN (groundbreaking Tahap 2) dengan total nilai investasi sebesar Rp12,5 triliun diantaranya Mayapada Hospital Nusantara, Pakuwon Nusantara, Bandara IKN Nusantara.
 
Kemudian Kantor BPJS Ketenagakerjaan, proyek PLTS 50 megawatt (MW), revitalisasi SDN 020 Sepaku, Nusantara Intercultural School (NIS), Rumah Sakit Hermina, serta Kantor Bank Indonesia (BI).
 
"Untuk batch pertama pembangunan IKN sudah 61,2 persen. Target untuk selesai pada Juni atau Juli 2024. Insyaallah masih bisa terealisasikan, termasuk untuk Istana dan Kantor Presiden," ucap Basuki Hadimuljono.
 
Baca juga: Ajak Berinvestasi ke IKN, Jokowi: UKM yang Mau Bakal Bebas Pajak
 

Menguak alasan bule enggan 'ikut' bangun IKN

 
Mantan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, minimnya investor asing yang masuk ke proyek pembangunan IKN Nusantara akibat dari kurangnya data dan informasi terkait IKN.
 
"Kurangnya data dan informasi IKN, investor asing sulit untuk menilai bagian menarik serta bagian mana yang akan dijadikan investasi jangka pendek dan jangka panjang," tutur dia.
 
Lembong, yang juga merupakan eks Menteri Perdagangan (Mendag), megaku jika ada investor yang bertanya kepada pejabat pemerintah terkait margin keuntungan yang didapatkan jika para investor asing menanam modal untuk proyek pembangunan IKN Nusantara.
 
Namun, hingga saat ini para investor asing belum mendapat jawaban dari para pejabat pemerintah terkait berapa keuntungan yang akan didapatkan. Investor masih menunggu kepastian dari pemerintah mengenai keuntungan yang bisa didapat hingga keberlanjutan program pembangunan ini.
 
Pada kesempatan lain, Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara (OKIN) Agung Wicaksono mengklaim sudah banyak pihak asing yang menyatakan minat untuk berinvestasi di calon ibu kota negara baru Indonesia ini. Namun memang belum ada yang masuk secara individu untuk berinvestasi IKN.
 
"Belum betul-betul masuk. Sebetulnya sudah masuk yang bersama dengan mitranya investor domestik," ungkap Agung.
 
Ada dua alasan, sebut dia, mengapa investor asing belum masuk secara mandiri di proyek pembangunan IKN. Pertama, karena pemerintah memang memprioritaskan investor asing yang dapat menggandeng investor domestik.
 
Kedua, dalam tahapan investasi yakni tahap kajian dan prioritasisasi, investor domestik dinilai lebih cepat dalam mengikuti proses tersebut. Meski begitu ia menegaskan, investor asing tidak harus bermitra dengan investor merah putih apabila memang ingin menanamkan modalnya di IKN nanti.
 
Ia pun membantah anggapan aturan yang harus bermitra dengan investor domestik membuat para investor asing ini mengurungkan niatnya untuk ikut serta dalam pembangunan IKN. Karena hingga saat ini, ada ratusan surat pernyataan minat dari pihak investor asing yang telah diterima OIKN.
 
"Saya rasa, asing bukan berarti belum masuk, tapi selain yang bermitra (dengan investor domestik) yang sudah jalan sampai fase uji kelayakan sudah cukup banyak yang dari asing," papar dia.
 
Agung mencontohkan investor asing yang telah bermitra dengan investor nasional, yakni dalam proyek pembangunan Hotel Nusantara yang bekerja sama dengan Accor Group dari Swiss, kemudian Rumah Sakit Mayapada yang menggandeng Apollo Hospital dari India.
 
Serta PT PLN (persero) melalui anak perusahaannya Nusantara Power yang melakukan joint venture dengan investor asal Singapura bernama Sembcorp untuk membangun PLTS berkapasitas 50 megawatt (MW).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan