Kepala BPS Suhariyanto. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin
Kepala BPS Suhariyanto. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin

Hattrick Deflasi Jadi Bukti Daya Beli Masyarakat Lemah

Eko Nordiansyah • 01 Oktober 2020 12:39
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi 0,05 persen pada September 2020. Tercatat deflasi sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli sebesar 0,10 persen dan Agustus sebesar 0,05 persen.
 
"Deflasi dalam tiga bulan di kuartal III-2020 ini menandakan daya beli masih sangat lemah," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.
 
Suhariyanto mengatakan Indonesia pernah mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut pada 1999. Pada saat itu, ekonomi mengalami tekanan imbas krisis yang melanda pada saat itu.

"Deflasi berturut-turut terjadi pada 1999. Pada waktu itu terjadi deflasi mulai Maret sampai dengan September, sehingga pada 1999 itu terjadi deflasi berturut-turut selama tujuh bulan," jelas dia.
 
Sementara itu, inflasi inti yang menggambarkan daya beli masyarakat juga mengalami perlambatan yaitu 0,13 persen secara month to month (mtm) pada September 2020. Inflasi inti secara tahun kalender (year to date) 1,46 persen dan secara tahunan (year on year) 1,86 persen.
 
Ia menambahkan perkembangan inflasi inti merupakan yang paling rendah sepanjang pertama kali BPS melakukan penghitungan bersama Bank Indonesia (BI). Artinya inflasi inti pada September 2020 terendah sejak  2004.
 
"Jadi yang diwaspadai adalah inflasi inti terus menurun sejak Maret, tadi inflasi intinya 1,86 persen. Itu rendah, menunjukan daya beli kita masih sangat-sangat lemah," pungkas dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan