Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: dok.BI.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: dok.BI.

2021, BI Ramal Defisit Transaksi Berjalan Masih Rendah

Husen Miftahudin • 20 April 2021 19:00
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyatakan defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0 persen sampai 2,0 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di sepanjang 2021. Kondisi tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia.
 
"Berbagai langkah untuk memperkuat ketahanan eksternal terus dilakukan melalui peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio dengan implementasi Undang Undang Cipta Kerja dan menjaga daya tarik aset keuangan domestik," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Selasa, 20 April 2021.
 
Adapun Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) per April 2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2021 diperkirakan akan rendah.

"Hal ini didukung oleh surplus neraca perdagangan sebesar USD5,52 miliar, melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD8,27 miliar," papar Perry.
 
Menurutnya, kinerja positif tersebut terutama ditopang oleh permintaan dari Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang, serta kenaikan harga komoditas dunia. Peningkatan nilai ekspor tercatat pada sejumlah komoditas primer.
 
Di antaranya seperti Crude Palm Oil (CPO) dan bijih logam. Kemudian sejumlah komoditas manufaktur, antara lain besi dan baja, kimia organik, serta kendaraan bermotor.
 
Sementara itu, lanjutnya, neraca modal diperkirakan akan mengalami surplus didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing dan investasi portofolio. Investasi portofolio pada kuartal I-2021 diperkirakan mencatat net inflow sebesar USD5,43 miliar.
 
"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 tercatat sebesar USD137,1 miliar, setara dengan pembiayaan 10,1 bulan impor atau 9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," tutup Perry.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan