General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I) Octavianus Duha menjelaskan fungsi dari pembangunan GITET ini sebagai jalur evakuasi daya 500 kV untuk pembangkit swasta atau Independent Power Plant (IPP) baru di jalur utara Pulau Jawa untuk masuk ke sistem kelistrikan Jawa Bali.
"Selain akan meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi industri dan masyarakat, juga dapat mencegah terjadinya pemadaman meluas pada sistem kelistrikan Jawa-Bali,” kata Octavianus dalam keterangan resmi, Jumat, 5 Maret 2021.
Ia menyebut nilai investasi dari pembangunan GITET ini sekitar Rp385 miliar dan telah menyerap lebih dari 250 orang tenaga kerja lokal. Pada GITET 500 kV Indramayu juga dipasang salah satu peralatan penting yang mendukung keandalan jaringan 500 kV jalur Utara, yakni Shunt Reactor.
Shunt Reactor merupakan komponen penting sebagai penstabil lonjakan tegangan pada jalur transmisi 500 kV yang memiliki panjang 600 kilometer-route (kmr), mulai dari Tanjung Jati-Batang-Mandirancan-Indramayu-Cibatu.
GITET 500 kV Indramayu berada di tengah sistem kelistrikan Jawa Bali jalur utara. Aliran daya yang dimiliki besar sehingga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang andal dan aman.
Teknologi yang digunakan dalam pembangunan GITET dan Shunt Reactor ini telah sesuai dengan standar konstruksi sistem 500 kV dan dalam pekerjaannya selalu mengutamakan prosedur Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3).
"Kami menggunakan beberapa peralatan sesuai standar konstruksi 500 kV seperti penggunaan manlift atau alat bantu bekerja di ketinggian, crane dan alat berat lainnya untuk membantu tenaga kerja memasang peralatan. Setiap pekerjaan juga dilengkapi dengan APD yang lengkap dan sesuai standar," ujar Octavianus.
Ia menambahkan proses pembangunan kedua infrastruktur kelistrikan ini juga tidak terlepas dari tantangan terutama dalam masa pandemi covid-19. PLN tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam proyek ini.
"Semoga pembangunan GITET dan Shunt Reactor GITET 500 kV PLTU Indramayu dapat diselesaikan tepat waktu dan mendukung sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain itu juga keberadaan proyek ini dapat memberi manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat setempat," tutup Octavianus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News