Duta Petani Milenial diharapkan mampu menarik minat generasi milenial untuk menekuni profesi petani (Foto:Dok.Kementan)
Duta Petani Milenial diharapkan mampu menarik minat generasi milenial untuk menekuni profesi petani (Foto:Dok.Kementan)

Duta Petani Jadi Magnet Generasi Milenial

Intan Yunelia • 04 Mei 2020 16:17
Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yassin Limpo menyebutkan bahwa generasi milenial menjadi penentu kemajuan pertanian masa depan. Mereka dinilai mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang bermanfaat bagi keberlangsungan pertanian.
 
"Generasi milenial adalah masa depan sektor pertanian, generasi yang mampu memanfaatkan teknologi untuk pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia dalam genggaman mereka," kata Mentan Syahrul dalam siaran pers di Jakarta, Senin, 4 Mei 2020.
 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi juga mengatakan hal serupa yaitu keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian.

"Mereka (petani milenial) diharapkan mampu menarik minat generasi milenial menekuni usaha di bidang pertanian. Apalagi, sudah banyak petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir," jelas Dedi.
 
Salah seorang Duta Petani Milenial asal semarang, Shofyan Adi Cahyono yang merupakan sosok petani yang sukses menjadi magnet bagi generasi milenial Kabupaten Semarang untuk ikut terjun ke sektor pertanian. 
 
"Bahkan sebutan Petani sekarang populer dipanjangkan menjadi 'pemuda tampan masa kini.'  Hal ini tak lepas dari kehadiran Shofyan Adi Cahyono sebagai Duta Petani Milenial yang memberi warna bagi generasi milenial Kabupaten Semarang untuk tampil mengambil peran di sektor pertanian," ujar Koordinator Jabatan Fungsional Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Iswanto TP.
 
Iswanto juga menyebut contoh lahirnya petani milenial lainnya yang juga mengelola Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Tani Manunggal di Kecamatan Jambu, Hadi Suprapto. Hadi bersama anggotanya mengelola kopi.
 
"Mulai dari penanaman, panen, proses pembuatan jadi kopi bubuk kemasan, hingga warung kopi siap saji. Bahkan, produk kopi Gunung Kelir sudah diekspor hingga Australia," ujarnya.
 
Tak hanya itu, mereka juga merintis wisata edukasi proses pembuatan dan pengolahan kopi. Wisatawan bisa datang langsung ke lokasi ini untuk bersama-sama melakukan proses pengolahan dari biji kopi menjadi bubuk dan siap saji.
 
Ada juga nama Siwi Andriani, petani milenial yang sedang mengembangkan usaha tanaman Sri Rejeki atau yang dikenal dengan sebutan Aglaonema. Sebagai tanaman yang di nobatkan sebagai andalan Kabupaten Semarang, Aglaonema  selama ini cocok dibudidayakan di wilayah Bandungan dan Ungaran serta Getasan yang berada di kaki gunung Merbabu dan Telomoyo.
 
Munculnya tren positif ini merupakan hasil pembinaan melalui kegiatan pelatihan, fasilitasi sarana rumah kemas dan sejumlah fasilitas lainnya.  Ke depan diharapkan lebih banyak  petani milenial yang muncul dengan komoditas berbeda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan