Arifin mengatakan hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk menggenjot produksi migas nasional terutama dalam mengejar target satu juta barel minyak per hari.
"Kita masih memiliki 13 ribu bekas lobang pengeboran yang sudah ditinggal. Ini kalau kita lakukan reaktivasi, kita masih bisa berharap ini menghasilkan tambahan produksi minyak," kata Arifin di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Dirinya mengatakan jumlah tersebut tentu terbilang banyak. Oleh karenana perlu memobilisasi tenaga ahli, peralatan dan sebagainya untuk bisa mengoptimalkan produksi.
"Ini mengenai program peningkatan minyak kita," tutur dia.
Selain sumur-sumur tua bekas ekplorasi, Arifin juga mengandalkan penemuan sumur-sumur baru yang sudah dideteksi agar bisa cept berproduksi. Ia menargetkan sumur-sumur anyar yang diyakini memiliki cadangan bisa berproduksi dalam jangka waktu 10 tahun.
Di sisi lain, ia juga ingin mempertahankan produksi di sumur-sumur yang saat ini masih aktif agar tidak terjadi penurunan (decline). Kemudian melakukan program recovery antara lain dengan steamflood, chemical enhanced oil recovery dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News