Pejabat Uni Eropa mengadakan pembicaraan di Wina dengan perwakilan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak di tengah seruan agar kelompok itu meningkatkan produksi dan ketika Uni Eropa mempertimbangkan kemungkinan sanksi terhadap minyak Rusia.
"Kami berpotensi melihat hilangnya lebih dari tujuh juta barel per hari (bph) minyak Rusia dan ekspor cairan lainnya, akibat sanksi saat ini dan di masa depan atau tindakan sukarela lainnya," kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, dilansir dari Antara, Selasa, 12 April 2022.
"Mempertimbangkan prospek permintaan saat ini, hampir tidak mungkin untuk mengganti kehilangan dalam volume sebesar ini," tambahnya.
Seorang pejabat Komisi Eropa mengatakan Uni Eropa mengulangi seruannya dalam pertemuan untuk negara-negara penghasil minyak untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan pengiriman untuk membantu mendinginkan harga minyak yang melonjak.
"Perwakilan Uni Eropa juga menunjukkan bahwa OPEC memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasar minyak yang seimbang," kata pejabat itu.
OPEC telah menolak seruan oleh Amerika Serikat dan Badan Energi Internasional untuk memompa lebih banyak minyak mentah guna mendinginkan harga, yang mencapai puncak 14 tahun bulan lalu setelah Washington dan Brussels memberlakukan sanksi terhadap Moskow menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam pertemuan dengan OPEC, Uni Eropa mengatakan OPEC dapat menyediakan lebih banyak produksi dari kapasitas cadangannya, menurut dokumen OPEC. Namun, Barkindo mengatakan, pasar yang sangat bergejolak saat ini adalah akibat dari faktor non-fundamental di luar kendali OPEC, dalam sinyal bahwa kelompok itu tidak akan memompa lebih banyak.
OPEC+, yang terdiri dari OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, akan meningkatkan produksi sekitar 432 ribu barel per hari pada Mei, sebagai dari pengurangan bertahap pemotongan produksi yang dilakukan selama pandemi covid-19 terburuk. Pertemuan UE-OPEC pada Senin sore adalah yang terbaru dalam dialog yang diluncurkan antara kedua belah pihak pada 2005.
Minyak Rusia telah dikecualikan dari sanksi Uni Eropa sejauh ini. Tetapi setelah blok 27 negara itu sepakat pekan lalu untuk memberikan sanksi kepada batu bara Rusia -yang pertama menargetkan pasokan energi- beberapa pejabat senior Uni Eropa mengatakan minyak bisa menjadi yang berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News