Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto mengatakan total produksi tersebut terdiri dari 7,98 juta ton Urea, 3,01 juta ton NPK, 451,97 ribu ton SP-36, 795,93 ribu ton ZA dan 9.655 ton ZK.
"Salah satu faktor penyebab peningkatan volume produksi yakni berkat pengoperasian pabrik baru Urea di Gresik yang mulai komersil sejak 2018 dan pabrik baru NPK di Palembang sejak 2020. Serta berhasilnya Pupuk Indonesia Grup menjaga keandalan pabrik sehingga kinerja produksi mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Bob dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Januari 2021.
Adapun beberapa faktor yang mendongkrak produksi perseroan, yakni implementasi manufacture excellence dan digital fertilizer. Menurutnya platform ini merupakan aplikasi yang dapat memonitor seluruh aspek performance pabrik serta dapat menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi bahan baku dan biaya pemeliharaan, meningkatkan reliability, serta menurunkan angka shutdown di pabrik.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga memproduksi amonia sebesar 6,01 juta ton, setara 121 persen dari target yang sebesar 4,96 juta ton. Sementara untuk produksi asam sulfat dan asam fosfat masing-masing sebesar 853,11 ribu ton dan 218,88 ribu ton.
"Pertumbuhan produksi juga dialami produk non pupuk perseroan, yang mencapai 119 persen dari target menjadi 7,08 juta ton," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id