Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki. Foto: Medcom.id.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki. Foto: Medcom.id.

15 Startup Indonesia Jangkau Pasar Global

Antara • 16 Mei 2024 19:48
Jakarta: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis startup Indonesia siap untuk menjangkau pasar global.
 
baca juga: Telkomsel Beri Penghargaan Startup Terbaik di NextDev Summit 2024

Hal ini dia katakan saat menemani 15 startup lokal yang terkurasi bertemu dengan investor di Singapura. Menurut Teten, langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi finansial dalam mendukung pertumbuhan startup di Tanah Air.
 
"Pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi para startup potensial di Asia, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan startup yang besar," kata Teten, dilansir Antara, Kamis, 16 Mei 2024.
 
Kemenkop UKM mempertemukan 15 startup lokal yang telah diseleksi dengan investor atau global venture capital pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Kamis.

Ke-15 startup tersebut adalah Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang, dan Crustea.
 
Dia menjelaskan, sejak 2023 pihaknya mulai merencanakan program startup go global dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa negara, seperti Korea Selatan, Jepang, Belanda, dan Australia.
 
Kegiatan ini, menurutnya, penting untuk membuka banyak peluang bagi para investor, pemodal ventura atau bank untuk melihat secara langsung ekosistem wirausaha, kemampuan para startup, potensi pengembangan, kebutuhan pendampingan usaha, serta jejaring.

Urutan enam startup terbanyak di dunia

Indonesia menjadi negara keenam di dunia dengan jumlah startup terbanyak, dengan memiliki 2.324 startup pada 2022, dan tumbuh menjadi 2.558 startup pada 2023 atau meningkat sebesar 9,15 persen.
 
Namun, Teten mengaku banyak menemui startup yang tidak mampu bertahan dalam masa 3-5 tahun awal membangun usaha. Salah satu penyebabnya adalah kesulitan mengakses pembiayaan.
 
"Untuk melalui fase tersebut, diperlukan dukungan serta pembinaan bagi para startup, termasuk akses terhadap pembiayaan dan pendanaan. Masih banyak startup yang membutuhkan dukungan pembiayaan, terutama pada tahap awal dan tahap perkembangan," tuturnya.
 
Untuk itu, Teten berterima kasih atas kolaborasi antara Kemenkop UKM dengan DBS Digital Economy Group seperti ini, yang tidak hanya mampu memberikan solusi finansial, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan inovasi startup.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan