"Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya USD1,6 miliar," kata Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah dalam keterangan tertulis, Senin, 13 Februari 2023.
Nelwin menjelaskan, pada 2023, emiten berkode saham PGEO itu telah menyiapkan investasi baru sebesar USD250 juta pada 2023, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar USD60 juta pada 2022. Selanjutnya, pada 2024, PGE menyiapkan investasi baru senilai total USD350 juta. Sehingga jika ditotal, PGE menyiapkan investasi senilai USD1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
"Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya," tambahnya.
Cara dana lewat IPO
PGE sendiri baru saja menyelesaikan rangkaian bookbuilding atau roadshow, yang berlangsung 31 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023. Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu kini tengah melakukan melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Perseroan yang mendapat dukungan penuh dari induk usaha Pertamina ini rencananya akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan penawaran perdana dengan kisaran Rp820 hingga Rp945.
Lewat penawaran umum perdana saham, PGEO menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun. Alokasi hasil IPO akan digunakan oleh perseroan salah satunya untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).
PGE turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau 630,39 juta saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan. Kebijakan ini sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada 27 Januari 2022.
Periode penawaran umum perdana saham PGE dijadwalkan berlangsung pada 20 Februari 2023 hingga 22 Februari 2023. Pencatatan atau listing perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 24 Februari 2023.
Baca juga: Seberapa Jauh Komitmen RI Realisasikan Target Bauran EBT 23% di 2025? |
Kapasitas terpasang panas bumi
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2021 mencapai 15.854 MW, dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.722 MW, disusul Indonesia (2.276 MW), dan Filipina (1.918 MW).
Adapun, hingga 2022, kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia mencapai 2.347,63 MW (proyeksi Kementerian ESDM). Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.347,63 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (joint operation contract).
Kapasitas PLTP 672 MW (own operation) itu dibangkitkan dari enam area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatra Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW di (Sumatra Selatan).
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News