PLTS. Foto : Medcom.
PLTS. Foto : Medcom.

Skema PLTS Tanpa Biaya Investasi Menarik Minat Perusahaan

Arif Wicaksono • 21 Juni 2023 20:45
Jakarta: Standar pengelolaan kinerja perusahaan berlandaskan tata kelola perusahaan yang baik kini diperluas melalui penerapan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk membangun bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan.
 
baca juga: PLTS Atap, Solusi Energi Listrik di Pulau Medang NTT

Konsep ESG menuntut para pelaku industri untuk melaksanakan operasional bisnis salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional, seperti dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi.
 
Realisasi pemanfaatan energi surya melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia hingga 2022 telah mencapai angka 271,6 MW dengan jumlah pelanggan hingga 6.461 pelanggan lintas sektor, seperti residensial, sosial, pemerintah, bisnis, hingga industri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit yang berasal dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2023 ini sebesar 368 megawatt (MW).
 
Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson mengatakan, SUN Energy sepanjang 2023 yang bekerja sama dengan para pelanggan menghasilkan total produksi energi listrik hingga 36.132.080 kWh dari beragam jenis industri. Dia mengungkapkan, menjelang akhir kuartal II-2023, SUN Energy kembali meresmikan salah satu portofolio terbarunya pada industri jasa transportasi, yakni PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan total investasi sebesar Rp2 miliar.

"Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya investasi untuk instalasi tersebut. Para pelanggan cukup dengan pembayaran setiap bulan sesuai dengan produksi sistem energi surya yang keseluruhan produksinya digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan. SUN Energy telah memproduksi energi melalui sistem energi surya dengan total 467,718,987 kWh," jelas Dion dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Juni 2023.
 
Melalui bisnis model ini, SUN Energy dapat mengatasi keterbatasan penerapan aspek ESG bagi para pelaku industri, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, upaya ini juga mendorong aktualisasi komitmen pemerintah dalam menyediakan pasokan energi listrik yang berkelanjutan sekaligus mendukung proses transisi energi bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lain.
 
"Kami melihat upaya transisi energi oleh perusahaan melalui pemanfaatan energi surya ini memiliki dua faktor utama, yaitu untuk menjalankan operasional industri rendah karbon serta menarik para investor besar menyuntikkan dananya pada perusahaan yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG.” jelasnya.
 
Implementasi ESG menjadi bagian yang penting dari investasi dan pengembangan bisnis jangka panjang perusahaan meskipun kerap memiliki keterbatasan sumber daya. Sebagai mitra jangka panjang, SUN Energy memiliki skema pembiayaan tanpa biaya dimuka bagi perusahaan yang beralih ke energi surya sehingga mampu meminimalisir keterbatasan penerapan ESG di berbagai sektor. Penambahan portofolio yang dicatatkan oleh SUN Ene gy sepanjang tahun 2023.
 
"Ini diharapkan mampu menjadi momentum peningkatan kepercayaan para pelaku industri untuk memulai pemanfaatan sistem energi surya sebagai salah satu jenis energi terbarukan yang reliabel dan efisien," tegas dia.
 
Pada 2023 ini, SUN Energy menambah sederet pelanggan baru dari beberapa industri, yaitu industri manufaktur elektronik, kertas, jasa transportasi, personal care, furnitur, oleokimia, fragrance, hingga pipa.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan